Aspirasi Rakyat
Rencana
kenaikan bahan bakar minyak (BBM) alhir-akhir ini menjadi isu hangat
perbincangan masyarakat. Sebagian besar masyarakat dengan jelas menolak
kenaikan BBM yang dinilai hanya memberikan dampak buruk kepada masyarakat
terutama bagi masyarakat golongan menengah ke bawah. Kenaikan harga BBM
dianggap hanya memanfaatkan situaasi maasyarakat dan terdapat unsur politis di
dalamnya.
Hal
ini dapat dibuktikan dengan banyaknya aksi demo yang dilakukan di berbagai
wilayah di Indonesia. Wujud eksplorasi penolakan masyarakat kemudian
ditunjukkan secara langsung melalui demo yang dilakukan oleh salah satu
penggerak suatu bangsa, yaitu mahasiswa. Mahasiswa yang merupakan salah satu
tonggak yang menopang berdirinya suatu bangsa serta memiliki andil yang cukup besar
dalam menyampaikan aspirasi masyarakat yang terkadang lebih sering diacuhkan
oleh pemerintah. Mahasiswa mencoba untuk menyuarakannya melalui demonstrasi
yang kemudian sering disalahartikan sebagai bentuk anarkisme sebagai media
penyampaian pendapat.
Bahan
bakar minyak yang direncanakan akan mengalami kenaikan dari Rp 4.500 menjadi Rp
6.000 kemudian mendapatkan respon penolakan besar-besaran oleh masyarakat. Aksi
demo besar-besaran kemudian dilakukan pada tanggal 27 Maret 2012 di berbagai
daerah di Indonesia yang justru berakhir dengan bentrok antar aparat keamanan
dan mahasiswa. Demo yang awalnya bertujuan untuk mengaspirasikan suara rakyat
berubah menjadi aksi anarkisme yang dilakukan oleh bebrapa mahasiswa. Sebagai
dampak dari aksi demo yang tidak bertanggung jawab tersebut adalah adanya
pemblokiran jalan yang menyebabkan bebrapa daerah mengalami kemacetan.
Aksi
mahasiswa yang memblokir jalan seolah berkebalikan dengan tujuan awal dari
pelaksanaan demo tersebut. Kemacetan yang timbul sebagai akibat dari demo
justru mengakibatkan bahan bakar kendaraan menjadi lebih cepat habis
dibandingkan dengan waktu-waktu biasa. Kendaraan yang terus dalam keadaan
menyala tanpa bergerak atau bergerak sedikit demi sedikit justru membuat bahan
bakar kendaraan tersebut terbuang sia-sia. Setidaknya terdapat puluhan bahkan
ratusan kendaraan yang terjebak macet di daerah demo menghabiskan bahan bakar
tanpa adanya pergerakan sama sekali.
Menyampaikan
aspirasi masyarakat merupakan hal yang sepantasnya dilakukan oleh mahasiswa ketika
pemerintah seolah acuh terhadap keadaan yang terjadi dalam masyarakat. Namun,
tindakan yang menjurus kepada kekerasan dan justru memiliki dampak negatif
seperti pemblokiran jalan tersebut seharusnya dihindari. Mahasiswa sebagai
generasi intelek tidak seharuasnya bertindak dengan menggunakan otot, emosi dan
kekerasan. Menyampaikan aspirasi dapat dilakukan secara baik-baik tanpa harus
menimbulkan korban sama sekali. Karena tujuan mulia tersebut sselayaknya
dilakukan dengan cara yang mulia pula.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar