BANGGA BERBAHASA INDONESIA
Kebanggaan menggunakan Bahasa
Indonesia menjadi keprihatinan berbagai kalangan. Salahuddin Wahid, pengasuh
pesantren Tebuireng Jombang menyoroti fenomena kontras tersebut. Di dalam
negeri, kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia terus menurun, namun di luar
negeri terjadi sebaliknya. banyak fakultas asing yang membuka jurusan bahasa
indonesia karena sudah banyak yang meminati jurusan tersebut.
Beberapa mahasiswa The University of
New South Wales, Australia, banyak yang telah mahir dalam mengucapkan bahasa
Indonesia dengan sebutan yang sangat fasih tidak kalah dengan mahasiswa Indonesia
yang memang bahasa sehari-harinya adalah bahasa Indonesia, mahasiswa di
Australia memang sudah cukup mahir dan sangat fasih dalam pengucapan akan
bahasa indonesia yang benar. Kini, Indonesia menjadi bahasa yang banyak
dipelajari warga Australia setelah bahasa Jepang dan Mandarin.
Tampaknya di Indonesia nasib bahasa
Indonesia tidak sebaik di Australia. Dalam pengunaan bahasa indonesia di
kalangan sekolah saja sudah menurun terbukti dari hasil Ujian Nasional 2010, di
banyak daerah, banyak murid tidak lulus karena nilai bahasa Indonesia mereka
amat rendah. Prof Bambang Yulianto, Guru Besar Bidang Ilmu Pembelajaran Bahasa
di Unesa, menyampaikan keprihatinan terhadap kondisi pembelajaran bahasa
Indonesia. Kurikulumnya berganti-ganti, tetapi tetap tidak menghasilkan
kemampuan berbahasa Indonesia yang baik. Itu pun diperparah oleh kurangnya guru
dengan kemampuan berbahasa Indonesia yang baik.
Banyak mahasiswa yang tidak ingin
mengambil jurusan bahasa Indonesia karena mengangap bahwa bahasa indonesia itu
adalah bahasa yang biasa saja dan kurang dibutuhkan oleh lembaga kependidikan
dan merupakan jurusan yang sangat tidak bergengsi. Sehingga keluaran guru bahasa
indonesia pun kurang dipasaran walaupun banyak tapi tidak ditempatkan pada
tempat yang layak sebagai tenaga pendidik itu merupakan salah satu kendala
mengapa banyak masyarakat indonesia yang kurang menghargai bahasa indonesia
sebagai bahasa kesatuan karena melihat kenyataan ini. Disamping itu masyarakat
sekarang lebih cenderung ingin belajar bahasa asing yang menurut mereka bahasa
itu mampu untuk membawanya keluar ke negara raksasa yang menjadi impian setiap
insan, didukung lagi dengan faktor lingkungan yang lebih dominan dengan
bahasa-bahasa yang mendunia sehingga bahasa Indonesia tidak lagi menhjadi
bahasa yang di kagumi.
Di Indonesia fenomena rendahnya
kebanggaan menggunakan bahasa Indonesia, terutama di kalangan cendekiawan.
Dalam pidato para pejabat, termasuk Presiden SBY, sering kali terjadi dan lebih
bangga dengan bahasa asing yang membuatnya terlihat hebat. Kita juga gemar
mengambil alih kata bahasa Inggris dan menjadikannya kata dalam bahasa
Indonesia. Mungkin karena malas atau karena gemar (fasih berbahasa Inggris).
Padahal, ada kata padanan untuk kata-kata yang diserap itu.
Kebanggaan berbahasa indonesia harus
di mulai dan diterapkan sejak dini agar anak-anak Indonesia terbiasa
menggunakan bahasa Indonesia yang baik saat berinteraksi dengan masyarakat
sekitar sehingga bahasa Indonesia yang digunakan akan mudah di ingat oleh
anak-anak indonesia dan akan menjadi bahasa harian bagi penduduk Indonesia. Bahasa
Indonesia juga harus selalu mengikuti perkembangan zaman dan harus cepat penyosialisasiannya sehingga masyarakat tidak
tertinggal dalam mempelajari tentang bahasa Indonesia yang benar dan tidak kaku
ketika mempraktekannya.
Tentu saja semua pihak termasuk
masyarakat, pemerintah dan pers perlu memulai kampanye bangga berbahasa
Indonesia dengan berbagai cara. Memang upaya itu sungguh tidak mudah. Dalam
kenyataan, kemampuan rata-rata berbahasa Indonesia para siswa bahkan guru belum
sebagaimana yang diharapkan. Padahal kemampuan itu amat dibutuhkan untuk bisa
maju, baik sebagai pribadi maupun sebagai bangsa. Butir ketiga Sumpah Pemuda
yang pernah kita anggap sebagai salah satu kebanggaan bangsa mulai meredup.
Kita perlu tumbuhkan kembali kebanggaan itu.
Kebanggaan berbahasa Indonesia harus
diterapkan meski itu tidak mudah karena dari sini lah masyarakat Indonesia
membangun kebiasaan berbahasa Indonesia yang baik dan itu akan memudahkan orang
tua mengajarkan penggunaan bahasa Indonesia kepada anaknya kelak. Sehingga cucu
generasi Indonesia akan terbiasa mengunakan bahasa kesatuan yang sangat di
banggakan oleh masyarakat Indonesia agar mampu terus beresiliansi di
tengah-tengah bahasa yang sekarang telah mendunia.
NADZRA
(1111040190)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar