Senin, 19 Maret 2012

ST. AFLAHAH-TUGAS 3


Kelor (Moringa oleifera) , Pahlawan Gizi Buruk

Sebagian besar masyarakat di dunia ini telah mengalami kekurangan gizi, dalam setiap hasil penelitian hanya selalu menyertakan besarnya prevalensi kekurangan gizi padahal sebenarnya penderita kekurangan gizi buruk ini telah mewakili 1/8 bagian penduduk dan terutama banyak ditemukan di kawasan Asia dan Afrika (Suhardjo, 2003). Bahkan kekurangan gizi sangatlah fatal dan lebih sulit diatasi karena tidak semua orang mampu menyadari kelengkapan asupan gizi bagi tubuhnya, berbeda dengan kekurangan makanan yang lebih mudah disadari oleh masyarakat.
Kurang gizi (gizi buruk) merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan berbagai bidang kehidupan baik ekonomi, sosial, maupun budaya. Berbagai pihak telah berupaya untuk menyelesaikan masalah ini, namun faktanya masih ditemukan beberapa masyarakat yang menderita gizi buruk. Gizi buruk ini terjadi akibat dari kekurangan gizi dalam tingkatan yang tinggi bahkan dapat mengakibatkan kematian jika tidak ditangani secara cepat oleh ahlinya. Sementara itu, asupan gizi yang harus dipenuhi oleh setiap manusia sebagaimana yang dikemukakan oleh Annas Ahmad (2011) tentang nutrisi yang harus diperoleh setiap manusia yaitu vitamin, mineral, antioksidan, senyawa anti-inflamasi, dan asam lemak.
Sejalan dengan pemikiran Annas Ahmad (2011) tersebut, maka terdapat sebuah solusi yang tepat untuk masalah ini, yaitu dengan mengkonsumsi daun kelor (Moringa oleifera). Sepintas tanaman kelor (Moringa oleifera) ini terlihat sangat sederhana, seperti halnya tanaman-tanaman yang lain. Namun, jika diteliti dengan baik maka tanaman ini merupakan tanaman yang penuh dengan keistimewaan.
Daun tanaman kelor (Moringa oleifera ) ini mengandung 10 vitamin esensial dan 11 mineral penting. Vitamin dan mineral sangat dibutuhkan untuk membangun segala sesuatu dari tubuh manusia, pembekuan darah, dan sebagai produksi energi. 100 g daun kelor mengandung 3390 SI Vitamin A, jika dibandingkan mencapai dua kali lebih tinggi dari bayam dan tigapuluh kali lebih tinggi dari buncis. Daun kelor juga tinggi kalsium, sekitar 440 mg/100 g, serta fosfor 70 mg/100 g, mengandung Vitamin C lebih banyak dibanding jeruk, kalsium empat kali lipat susu, potasium tiga kali lipat pisang, protein dua kali lipat yogurt dan zat besi jauh lebih banyak daripada bayam.
Selain itu, tanaman ini juga mengandung sembilan asam amino esensial lengkap yang sangat dibutuhkan dalam pembentukan protein. Mengandung lebih dari 24 jenis antioksidan yang sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai pelindung terhadap berbagai polusi yang kini semakin bertambah parah. Daun ini juga mengandung lebih dari 24 jenis nutrisi anti-inflamasi serta asam lemak omega-3 dan omega-6 yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.
Harga jual tanaman ini pun sangat terjangkau karena mudah diperoleh, bahkan jika ingin mengkonsumsi tanaman kelor ( Moringa oleifera ) ini setiap hari, masyarakat dapat menanamnya pada setiap halaman rumah atau kebun sehingga tidak perlu membeli lagi.
Cara unengolahannya pun sangat sederhana. Cukup dengan mencuci bersih daun kelor ( Moringa oleifera ) terlebih dahulu, lalu memetik daun-daunnya, kemudian dimasak dengan air sebagai bahan sayur untuk dikonsumsi. Rasa daun tanaman ini memang agak pahit, tetapi jika sudah diracik dengan berbagai bumbu dapur seperti bumbu sayuran maka rasa pahitnya akan berkurang.

ST. AFLAHAH
1111040188

Tidak ada komentar:

Posting Komentar