Kelor (Moringa oleifera) , Pahlawan Gizi Buruk
Sebagian besar masyarakat di dunia ini telah mengalami
kekurangan gizi, dalam setiap hasil penelitian hanya selalu menyertakan besarnya
prevalensi kekurangan gizi padahal sebenarnya penderita kekurangan gizi buruk
ini telah mewakili 1/8 bagian penduduk dan terutama banyak ditemukan di kawasan
Asia dan Afrika (Suhardjo, 2003). Bahkan kekurangan gizi sangatlah fatal dan
lebih sulit diatasi karena tidak semua orang mampu menyadari kelengkapan asupan
gizi bagi tubuhnya, berbeda dengan kekurangan makanan yang lebih mudah disadari
oleh masyarakat.
Kurang gizi
(gizi buruk) merupakan masalah yang kompleks dan melibatkan berbagai bidang
kehidupan baik ekonomi, sosial, maupun budaya. Berbagai pihak telah berupaya
untuk menyelesaikan masalah ini, namun faktanya masih ditemukan beberapa masyarakat
yang menderita gizi buruk. Gizi buruk ini terjadi akibat dari kekurangan gizi
dalam tingkatan yang tinggi bahkan dapat mengakibatkan kematian jika tidak ditangani
secara cepat oleh ahlinya. Sementara itu, asupan gizi yang harus dipenuhi oleh
setiap manusia sebagaimana yang dikemukakan oleh Annas Ahmad (2011) tentang
nutrisi yang harus diperoleh setiap manusia yaitu vitamin, mineral,
antioksidan, senyawa anti-inflamasi, dan asam lemak.
Sejalan dengan
pemikiran Annas Ahmad (2011) tersebut, maka terdapat sebuah solusi yang tepat
untuk masalah ini, yaitu dengan mengkonsumsi daun kelor (Moringa oleifera).
Sepintas tanaman kelor (Moringa oleifera) ini terlihat sangat sederhana,
seperti halnya tanaman-tanaman yang lain. Namun, jika diteliti dengan baik maka
tanaman ini merupakan tanaman yang penuh dengan keistimewaan.
Daun tanaman
kelor (Moringa oleifera ) ini mengandung 10 vitamin esensial dan 11
mineral penting. Vitamin dan mineral sangat dibutuhkan untuk membangun segala
sesuatu dari tubuh manusia, pembekuan darah, dan sebagai produksi energi. 100 g
daun kelor mengandung 3390 SI Vitamin A, jika dibandingkan mencapai dua kali
lebih tinggi dari bayam dan tigapuluh kali lebih tinggi dari buncis. Daun kelor
juga tinggi kalsium, sekitar 440 mg/100 g, serta fosfor 70 mg/100 g, mengandung
Vitamin C lebih banyak dibanding jeruk, kalsium empat kali lipat susu, potasium
tiga kali lipat pisang, protein dua kali lipat yogurt dan zat besi jauh lebih
banyak daripada bayam.
Selain itu,
tanaman ini juga mengandung sembilan asam amino esensial lengkap yang sangat
dibutuhkan dalam pembentukan protein. Mengandung lebih dari 24 jenis
antioksidan yang sangat dibutuhkan oleh manusia sebagai pelindung terhadap
berbagai polusi yang kini semakin bertambah parah. Daun ini juga mengandung
lebih dari 24 jenis nutrisi anti-inflamasi serta asam lemak omega-3 dan omega-6
yang sangat dibutuhkan oleh tubuh kita.
Harga jual
tanaman ini pun sangat terjangkau karena mudah diperoleh, bahkan jika ingin
mengkonsumsi tanaman kelor ( Moringa oleifera ) ini setiap hari,
masyarakat dapat menanamnya pada setiap halaman rumah atau kebun sehingga tidak
perlu membeli lagi.
Cara unengolahannya
pun sangat sederhana. Cukup dengan mencuci bersih daun kelor ( Moringa
oleifera ) terlebih dahulu, lalu memetik daun-daunnya, kemudian dimasak
dengan air sebagai bahan sayur untuk dikonsumsi. Rasa daun tanaman ini memang
agak pahit, tetapi jika sudah diracik dengan berbagai bumbu dapur seperti bumbu
sayuran maka rasa pahitnya akan berkurang.
ST.
AFLAHAH
1111040188
Tidak ada komentar:
Posting Komentar