DEMONSTRASI MENOLAK RENCANA KENAIKAN HARGA BBM
Tanggal
1 April nanti SBY kembali mengambil kebijakan yang menindas dengan menaikkan
harga BBM untuk keempat kalinya. Nominal kenaikan harga BBM kali ini mencapai
500-1500 Rupiah. Kebijakan ini diambil di tengah menanjaknya gelombang aksi
rakyat menolak rencana kenaikan harga BBM. Dampak negatif dari kenaikan harga
BBM sangat jelas akan memukul penghidupan rakyat Indonesia yang secara
mayoritas dihuni oleh klas buruh dan kaum tani. Jika sebelum kenaikan harga BBM
dua sektor ini telah merasakan hantaman akibat naiknya harga kebutuhan pokok
yang menjerat leher, ditambah dengan kebijakan kenaikan harga BBM oleh SBY
tentu akan membuat nasib kelompok masyarakat ini terpuruk kedalam jurang
penderitaan yang begitu dalam.
Pemerintah
SBY selalu menuding tingginya pembiayaan impor BBM karena pemerintah Indonesia
pada saat ini telah menjadi negara pengimpor BBM bersih, sementara kesenjangan
harga BBM di dunia internasonal dengan Indonesia sangat tinggi akibat kebijakan
subsidi yang diterapkan oleh pemerintah. Sehingga subsidi dianggap sebagai
pemborosan dan harus terus dikurangi. Menurut pemerintah gejolak harga minyak
dunia yang melambung tinggi tidak sesuai dengan asumsi makro yang telah
ditetapkan pemerintah pada masa pembahasan APBN 2012 sebesar U$D 90/ barel, jika
dikalkulasikan sebasar 8% dari APBN atau Rp 123 triliun.
Rencana
kenaikan harga BBM inilah yang memancing para mahasiswa dan kalangan masyarakat
yang kontra akan kebijakan tersebut berbondong-bondong melakukan aksi
demonstrasi untuk menolak kebijakan ini. Para demonstran bahkan turun ke jalan
raya untuk menyampaikan aspirasi mereka. Dan tidak jarang aksi demonstrasi
tersebut berujung pada aksi yang anarkis dan tidak sersuai dengan etika
berdemo. Bahkan tidak jarang mereka melakukan pengrusakan terhadap
fasilitas-fasilitas Negara. Parahnya para demonstran juga melakukan aksi
pemblokiran jalan-jalan utama di setiap kota yang menyebabkan terganggunya
aktifitas ekonomi dan aktifitas keseharian masyarakat banyak.
Aksi
demonstrasi oleh mahasiswa pada dasarnya bertujuan baik, yaitu menyampaikan
aspirasi rakyat yang sebenarnya. Juga sebagai tanda bahwa mahasiswa peduli akan
nasib rakyat. Akantetapi terkadan mereka melupakan etika berdemo yang
seharusnya. Tanpa mereka sadari, mereka telah merugikan banyak pihak melalui
aksi berdemo yang anrkis dan merusak fasilitas umum. Apalagi sampai
menghentikan aktifitas perekonomian masyarakat perkotaan dengan aksi blokir
jalannya.
Dengan
menutup akses jalan-jalan utama perkotaan pada dasarnya menyebabkan ratusan
bahkan jutaan litaer bensin secara percuma. Karena akan menimbulkan kemacetan lalu
lintas yang menyebabkan semua kendaraan akan berhenti dengan mesin tetap aktif
membakar bensin. Denengan kata lain aksi demonstrasi menolak kenaikan harga BBM
justru menyebabkan BBM terbuang percuma. Sangat bertolak belakang dengan tujuan
demonstrasi yang sebenarnya.
Dalam
hal ini saya tidak setuju dengan aksi demonstrasi yang melanggar kode etik
demonstrasi, karena akan menimbulkan kerugian bagi banyak pihak.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar