Saat
ini, isu mengenai kenaikan BBM yang akan di realisasikan pemerintah pada April
mendatang sedang menjadi perbincangan hangat sekarang ini. Banyak pendapat muncul dari berbagai pihak.
Beberapa mendukung kebijakan tersebut dan yang lainnya justru mengecamnya.
Kebanyakan, yang mengecam kebijakan ini adalah masyarakat menengah kebawah.
Kebijakan
pemerintah untuk menaikkan harga BBM ini dianggap kebijakan yang mengesampingkan
kesejahteraan masyarakat menengah kebawah. Dan jika kita tinjau dampak kenaikan
harga BBM dimasa kini terhadap kehidupan masyarakat menengah kebawah, sepintas
memang terlihat bahwa kenaikan ini menambah beban hidup. Akan tetapi,
sebenarnya pemerintah punya tujuan tersendiri dibalik dinaikkannya harga BBM
yang tentu saja semuanya diperuntukkan kesejahteraan masyarakat.
Dalam rangka menghadapi isu
perlambatan perekonomian dunia, pemerintah Indonesia melakukan beberapa hal
agar pertumbuhan perekonomian tetap terjaga dengan baik. Wakil Menteri Keuangan
Mahendra Siregar menjelaskan salah satu yang dilakukan oleh pemerintah yaitu
dengan melakukan perubahan APBN-P 2012.
"Dalam menghadapi
tantangan perlambatan perekonomian dunia Indonesia melakukan beberapa langkah
yaitu melakukan APBN-P 2012," ungkapnya dalam acara Royal Bank of Scotland, Indonesia
Economic Outlook 2012: Investment-Grade and Growing, di Hotel Ritz Carlton,
Pacific Place, Jakarta, Selasa (27/3/2012).
Adapun salah satu yang
diubah dalam APBN-P 2012 yaitu dengan cara mengubah angka subsidi Bahan Bakar
Minyak (BBM) dan listrik di mana ada poin rencana kenaikan harga BBM
bersubsidi. Rencana kenaikan harga BBM bersubsidi tersebut dilakukan pemerintah
untuk merespons harga minyak dunia yang sudah melambung tinggi melebihi asumsi
harga minyak ICP sebesar USD90 per barel.
Presiden Republik Indonesia sendiri telah mempublikasikan
alasan kenaikan BBM. "Kalau tidak ada tekanan
terhadap ekonomi kita, utamanya pengaruh harga minyak ngapain kita mengubah dan
menyesuaikan APBN 2012 yang baru berlaku 3 bulan ini," ujar SBY saat
memberikan pengarahan di depan kader PD, Cikeas, Bogor (18/3) malam.
Menurutnya, kalau pemeritah mengajukan
perubahan pasti ada alasannya. "Sebuah rencana apalagi rencana strategis
harus punya asumsi, jika asumsi berubah secara signifikan maka rencana itu
tidak valid lagi. Artinya harus ada penyesuaian atau perubahan," ulasnya.
"Kalau ekonomi tidak selamat, tidak
tumbuh, akhirnya rakyat juga yang miskin, yang akan menderita. Selamat ekonomi
maka selamat semua, jika tidak akan terjadi malapetaka," imbuhnya.
Lalu, kenaikan harga BBM subsidi, lanjut SBY
juga disebabkan harga minyak mengalami peningkatan dari US$90 per barel menjadi
US$122 per barel. "Ini yang menyebabkan subsidi ratusan trliun."
"Jika subsisidi besar terlalu berlebihan
tentu tidak sehat. Anggaran tersedot terlalu banyak mengurangi alokasi dan
distribusi anggaran untuk ekonomi termasuk sektor pembangunan,".
Faktanya, negara indonesia menjadi negara ke-7
yang harga minyaknya paling murah. Bahkan, di kawasana regional ASEAN negara
kitalah yang memiliki harga minyak paling murah. Hal tersebutlah yang jika
terus dibiarkan maka akan semakin memperburuk keadaan perekonomian negara kita.
Tentulah bukan hal itu yang kita inginkan. Jika pemerintah tidak melakukan
langkah-langkah tertentu untuk memperbaiki perekonomian bagaimana negara kita
ini akan mengalami kemajuan ?
Dengan demikian, bukannya sudah jelas bahwa
sesungguhnya ada tujuan yang jelas dibalik kenaikan harga BBM. Meskipun
pemerintah telah menjelaskan dengan mendetail tentang alasan pemerintah
menaikkan harga BBM, akan tetapi tetap saja masih banyak pihak yang mengecam
kenaikan BBM. Berbagai tindakan penolakan telah terjadi diberbagai wilayah.
Mereka menganggap bahwa kenaikan harga BBM ini bukanlah jalan yang tepat untuk
menyelamatkan perekonomian di negara kita.
Pemerintah merencanakan untuk
menaikkan beasiswa terhadap masyarakat miskin. Mengalihkan dana subsidi BBM ke
dana pembangunan negara. Dan meningkatkan devisa negara. Berdasarkan uraian
diatas, masih kah kita harus melakukan hal-hal yang tentu saja merugikan diri
kita sendiri seperti berdemo untuk menolak sesuatu yang ditujukan untuk
Seperti yang kita ketahui
bersama, bahwa sesungguhnya kita sedang mengalami kelangkaan minyak. Yang seharusnya
kita lakukan adalah berusaha mencari inovasi untuk menggantikan penggunaan BBM
di masyarakat, atau setidaknya menghemat bahan bakar minyak tersebut. Bukannya dengan
berdemo yang membuang-buang bahan bakar tersebut dengan aksinya yang membakar
ban, menimbulkan kemacetan dan lain-lain.
Seharusnya mereka bisa
memperhitungkan bahan bakar minyak yang mereka sia-siakan ketika digunakan
untuk membakar ban. Kemacetan juga merupakan pemborosan BBM. Ketika macet,
kendaraan tetap menguapkan BBM yang digunakannya meskipun kendaraan tersebut
tidak berjalan. Dan seharusnya, BBM tersebut tidak terbuang sia-sia dalam
kemacetan yang timbul sebagai dampak dari demo yang dilakukan oleh pihak yang
kontra terhadap kenaikan harga BBM.
Mulai dari sekarang,
seharusnya kita bisa menyikapi dengan lebih dewasa dan lebih cerdas kenaikan
harga BBM. Bukan hanya berteriak-berteriak dan mengegoiskan diri sendiri.
sumber :
Tidak ada komentar:
Posting Komentar