Selasa, 27 Maret 2012

Izzuddin Al-Jundi (1111040193) - Tugas 4



POLEMIK KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
Pada 1 april 2012 mendatang, pemerintah Republik Indonesia berencana untuk menaikkan harga bahan bakar minyak. Wacana ini telah dibahas oleh anggota Badan Anggaran DPR RI dengan 2 opsi, yaitu menaikkan harga BBM dengan kenaikan Rp 500, Rp 1.000, atau Rp 1.500, sedangkan opsi kedua adalah tidak menaikkan harga BBM, namun pemerintah harus menanggung subsidi BBM yang aakan memberatkan APBN.
Namun, kenaikan BBM belum ditetapkan tetapi sudah banyak demonstrasi-demonstrasi menolak kenaikan harga BBM telah terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Demonstrasi-demonstrasi ini pada umumnya melibatkan mahasiswa, buruh dan kalangan masyarakat ekonomi menengah ke bawah. Tidak jarang demonstrasi-demonstrasi ini menjadi suatu bentuk anarkis.
DPR RI telah membahas masalah kenaikan harga BBM pada rapat badan anggaran DPR RI. Namun, hanya PDIP, Gerindra, dan Hanura yang menyatakan penolakannya terhadap kenaikan harga BBM. Sedangkan PKS memilih untuk bersikap “abu-abu”.
Penentuan kenaikan harga BBM akan ditentukan pada rapat paripurna DPR RI. Jika, melihat peta kekuatan koalisi partai politik di DPR RI, maka hampir dipastikan bahwa harga BBM akan mengalami kenaikan.
Anggota DPR dan seluruh pelaku ekonomi usaha dan perbankan serta pakar perminyakan nasional diminta menjelaskan secara jantan untuk memberikan penerangan kepada publik bahwa satu-satunya jalan menyelamatkan bangsa adalah dengan menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM).
Inggrid Kansil, politisi Partai demikrat, mengatakan bahwa para anggota DPR, pengamat serta pelaku ekonomi, usaha dan perbankan, pemerhati dunia perminyakan nasional dan internasional yang berkebangsaan Indonesia dan merasa berbangsa Indonesia yang mengetahui dasar kenaikan harga BBM, agar bersedia menjelaskan kepada masyarakat bahwa tidak ada jalan lain selain menaikkan harga BBM.
Inggrid mengatakan kepada pihak-pihak yang mengerti akan permasalahan BBM agar tidak menjadi komprador yang memutarbalikkan opini dengan sumber data fiktif yang tidak bertanggung jawab.
Timbulnya berbagai reaksi berbagai kalangan di daerah terhadap kenaikan harga BBM, merupakan hal yang wajar dalam kehidupan berdemokrasi. Namun, juga sebagai rakyat Indonesia harus berpacu pada data dan fakta yang terpampang di mata publik perihal pemicu kenaikan tersebut.
Diketahui bersama semua negara di dunia mengalami imbas dari naiknya minyak dunia, jika kita membandingkan dengan Irak atau Venezuela yang sangat murah harga minyaknya itu jelas karena mereka memiliki sumber minyak yang melimpah dengan kondisi jumlah rakyat yang tidak sebanyak negara kita. Dimana Indonesia jumlah penduluk lebih dari 240 juta jiwa dengan sumber daya energi yang bervariatif.
Anggota Komisi VIII DPR ini menambahkan secara langsung melakukan pembohongan publik yang menyatakan bahwa perintah meraup untung dari kenaikan BBM.
"Kami mengajak untuk mampu membuktikannya serta memberikan pembuktian terbalik. Semoga kita rakyat Indonesia, tidak dibutakan oleh komprador yang mengaku berkebangsaan Indonesia yang sejatinya justru menginginkan bangsa kita bangkrut dan negara kita defisit, untuk meraup keuntungan bagi golongannya dalam sektor ekonomi juga politik," ungkap Inggrid.
Susilo Bambang Yudhoyono membeberkan alasan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsisi pada 1 April 2012.
"Kalau tidak ada tekanan terhadap ekonomi kita, utamanya pengaruh harga minyak ngapain kita mengubah dan menyesuaikan APBN 2012 yang baru berlaku 3 bulan ini," ujar SBY.
Menurutnya, kalau pemeritah mengajukan perubahan pasti ada alasannya. "Sebuah rencana apalagi rencana strategis harus punya asumsi, jika asumsi berubah secara signifikan maka rencana itu tidak valid lagi. Artinya harus ada penyesuaian atau perubahan," ulasnya.
"Kalau ekonomi tidak selamat, tidak tumbuh, akhirnya rakyat juga yang miskin, yang akan menderita. Selamat ekonomi maka selamat semua, jika tidak akan terjadi malapetaka," imbuhnya.
Lalu, kenaikan harga BBM subsidi, lanjut SBY juga disebabkan harga minyak mengalami peningkatan dari US$ 90 per barel menjadi US$ 105 per barel. "Ini yang menyebabkan subsidi ratusan trliun."
"Jika subsidi besar terlalu berlebihan tentu tidak sehat. Anggaran tersedot terlalu banyak mengurangi alokasi dan distribusi anggaran untuk ekonomi termasuk sektor pembangunan," pungkasnya.
Dalam hitungan matematika, 1 barel = 160 liter, harga minyak mentah US$ 105 per barel, berarti harga minyak mentah US$ 0,65625 per liter atau sekitar Rp 6.100 per liter. Selanjutnya, dalam pengolahan minyak mentah tersebut, dikenal biaya LRT (lifting, refining, dan transporting) US$ 10 per barel atau sekitar Rp 575 per liter. Artinya biaya produksi agar minyak mentah menjadi minyak siap olah adalah Rp 6.775 per litter. Saat mengolah minyak mentah ini, digunakan katalis dengan harga Rp 300.000.000 per drum. Dan dalam satu reaktor digunakan ratusan drum katalis. Dan katalis ini akan diganti secara berkala yang berarti menambah beban biaya produksi. Selain itu, dalam pengolahannya, dibutuhkan daya listrik yang sangat besar. Sehingga, modal untuk mendapat minyak mentah, kemudian diolah, dan didistribusikan ke masyarakat sangatlah mahal.
Jadi, jika harga BBM Rp 6.500 per liter, belum mampu mengganti biaya modal dari minyak mentah per liternya. Maka, jika harga BBM Rp 6.500 per liter, sudah relatif murah. Jika produsen BBM ingin untung dalam penjualan BBM ke masyarakat, maka harga BBM harus berkisar pada angka Rp 9.200 – Rp 11.800 per liter.
Konsumsi BBM di Indonesia kurang lebih 63 miliar liter per tahun atau 394 juta barel per tahun. Dengan demikian, jika harga BBM dengan harga modal adalah Rp 9.200 per liter, maka modal untuk memproduksi BBM adalah Rp 579.600.000.000.000 per tahun. Jika harga BBM tetap Rp 4.500, maka hasil penjualan BBM ke masyarakat adalah Rp 283.500.000.000.000 per tahun. Artinya, produsen BBM, dalam hal ini Pertamina, akan mengalami kerugian Rp 294.300.000.000.000 per tahun.
Selama ini, kerugian produksi BBM ditanggung oleh pemerintah dengan menggunakan uang negara yang disebut subsidi. Jika subsidi yang digunakan terlalu besar, maka APBN juga akan mengalami pengurangan. Selama ini, pemerintah telah menanggung penggunaan BBM rakyat. Apakah kita akan terus bergantung pada subsidi pemerintah?
Sebagai negara dengan harga minyak paling murah ketujuh di dunia, bahkan, di kawasan regional ASEAN, Indonesia adalah negara dengan harga BBM termurah, kita seharusnya menjadi lebih bijak dalam menyikapi kenaikan harga BBM.
Demikianlah perhitungan matematik terhadap harga BBM. Sehingga kenaikan harga BBM menjadi suatu hal yang tidak perlu diprotes lagi.
Demi kemajuan bangsa ini, sudah sepatutnya kita sebagai bangsa Indonesia menerima kenaikan harga BBM ini, karena harga minyak dunia dan biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual BBM. Jadilah bangsa yang cerdas dalam menyikapi keputusan pemerintah.


Referensi:
  1. http://www.acehsaya.com/2012/03/polemik-kenaikan-harga-bbm-1-april-2012.html
  2. http://www.facebook.com/azwar.suksesslaluw?ref=ts
  3. http://www.kaskus.us/showthread.php?p=665382765
  4. http://news.okezone.com/read/2012/03/24/367/598918/kenaikan-bbm-derita-bagi-rakyat
  5. http://economy.okezone.com/read/2012/03/27/20/600347/ini-alasan-kenaikan-harga-bbm
  6. http://www.tribunnews.com/2012/03/22/jelaskan-secara-detail-alasan-kenaikan-harga-bbm
  7. http://www.pedomannews.com/energi/11625-sby-beberkan-alasan-kenaikan-harga-bbm-subsidi


IZZUDDIN AL-JUNDI
1111040193

Tidak ada komentar:

Posting Komentar