POLEMIK
KENAIKAN HARGA BAHAN BAKAR MINYAK (BBM)
Pada 1 april 2012 mendatang,
pemerintah Republik Indonesia berencana untuk menaikkan harga bahan bakar
minyak. Wacana ini telah dibahas oleh anggota Badan Anggaran DPR RI dengan 2
opsi, yaitu menaikkan harga BBM dengan kenaikan Rp 500, Rp 1.000, atau Rp 1.500,
sedangkan opsi kedua adalah tidak menaikkan harga BBM, namun pemerintah harus
menanggung subsidi BBM yang aakan memberatkan APBN.
Namun, kenaikan BBM belum
ditetapkan tetapi sudah banyak demonstrasi-demonstrasi menolak kenaikan harga
BBM telah terjadi di berbagai daerah di Indonesia. Demonstrasi-demonstrasi ini
pada umumnya melibatkan mahasiswa, buruh dan kalangan masyarakat ekonomi
menengah ke bawah. Tidak jarang demonstrasi-demonstrasi ini menjadi suatu bentuk
anarkis.
DPR RI telah membahas masalah
kenaikan harga BBM pada rapat badan anggaran DPR RI. Namun, hanya PDIP,
Gerindra, dan Hanura yang menyatakan penolakannya terhadap kenaikan harga BBM.
Sedangkan PKS memilih untuk bersikap “abu-abu”.
Penentuan kenaikan harga BBM akan
ditentukan pada rapat paripurna DPR RI. Jika, melihat peta kekuatan koalisi
partai politik di DPR RI, maka hampir dipastikan bahwa harga BBM akan mengalami
kenaikan.
Anggota DPR dan seluruh pelaku
ekonomi usaha dan perbankan serta pakar perminyakan nasional diminta
menjelaskan secara jantan untuk memberikan penerangan kepada publik bahwa
satu-satunya jalan menyelamatkan bangsa adalah dengan menaikkan harga bahan
bakar minyak (BBM).
Inggrid Kansil, politisi Partai
demikrat, mengatakan bahwa para anggota DPR, pengamat serta pelaku ekonomi,
usaha dan perbankan, pemerhati dunia perminyakan nasional dan internasional
yang berkebangsaan Indonesia dan merasa berbangsa Indonesia yang mengetahui
dasar kenaikan harga BBM, agar bersedia menjelaskan kepada masyarakat bahwa
tidak ada jalan lain selain menaikkan harga BBM.
Inggrid mengatakan kepada
pihak-pihak yang mengerti akan permasalahan BBM agar tidak menjadi komprador
yang memutarbalikkan opini dengan sumber data fiktif yang tidak bertanggung jawab.
Timbulnya berbagai reaksi berbagai
kalangan di daerah terhadap kenaikan harga BBM, merupakan hal yang wajar dalam
kehidupan berdemokrasi. Namun, juga sebagai rakyat Indonesia harus berpacu pada
data dan fakta yang terpampang di mata publik perihal pemicu kenaikan tersebut.
Diketahui bersama semua negara di
dunia mengalami imbas dari naiknya minyak dunia, jika kita membandingkan dengan
Irak atau Venezuela yang sangat murah harga minyaknya itu jelas karena mereka
memiliki sumber minyak yang melimpah dengan kondisi jumlah rakyat yang tidak
sebanyak negara kita. Dimana Indonesia jumlah penduluk lebih dari 240 juta jiwa
dengan sumber daya energi yang bervariatif.
Anggota Komisi VIII DPR ini
menambahkan secara langsung melakukan pembohongan publik yang menyatakan bahwa
perintah meraup untung dari kenaikan BBM.
"Kami mengajak untuk mampu
membuktikannya serta memberikan pembuktian terbalik. Semoga kita rakyat
Indonesia, tidak dibutakan oleh komprador yang mengaku berkebangsaan Indonesia
yang sejatinya justru menginginkan bangsa kita bangkrut dan negara kita
defisit, untuk meraup keuntungan bagi golongannya dalam sektor ekonomi juga
politik," ungkap Inggrid.
Susilo Bambang Yudhoyono
membeberkan alasan pemerintah menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) subsisi
pada 1 April 2012.
"Kalau tidak ada tekanan
terhadap ekonomi kita, utamanya pengaruh harga minyak ngapain kita mengubah dan
menyesuaikan APBN 2012 yang baru berlaku 3 bulan ini," ujar SBY.
Menurutnya, kalau pemeritah
mengajukan perubahan pasti ada alasannya. "Sebuah rencana apalagi rencana
strategis harus punya asumsi, jika asumsi berubah secara signifikan maka
rencana itu tidak valid lagi. Artinya harus ada penyesuaian atau
perubahan," ulasnya.
"Kalau ekonomi tidak selamat,
tidak tumbuh, akhirnya rakyat juga yang miskin, yang akan menderita. Selamat
ekonomi maka selamat semua, jika tidak akan terjadi malapetaka," imbuhnya.
Lalu, kenaikan harga BBM subsidi,
lanjut SBY juga disebabkan harga minyak mengalami peningkatan dari US$ 90 per
barel menjadi US$ 105 per barel. "Ini yang menyebabkan subsidi ratusan
trliun."
"Jika subsidi besar terlalu
berlebihan tentu tidak sehat. Anggaran tersedot terlalu banyak mengurangi
alokasi dan distribusi anggaran untuk ekonomi termasuk sektor
pembangunan," pungkasnya.
Dalam hitungan matematika, 1 barel
= 160 liter, harga minyak mentah US$ 105 per barel, berarti harga minyak mentah
US$ 0,65625 per liter atau sekitar Rp 6.100 per liter. Selanjutnya, dalam
pengolahan minyak mentah tersebut, dikenal biaya LRT (lifting, refining, dan transporting)
US$ 10 per barel atau sekitar Rp 575 per liter. Artinya biaya produksi agar
minyak mentah menjadi minyak siap olah adalah Rp 6.775 per litter. Saat mengolah
minyak mentah ini, digunakan katalis dengan harga Rp 300.000.000 per drum. Dan
dalam satu reaktor digunakan ratusan drum katalis. Dan katalis ini akan diganti
secara berkala yang berarti menambah beban biaya produksi. Selain itu, dalam
pengolahannya, dibutuhkan daya listrik yang sangat besar. Sehingga, modal untuk
mendapat minyak mentah, kemudian diolah, dan didistribusikan ke masyarakat
sangatlah mahal.
Jadi, jika harga BBM Rp 6.500 per
liter, belum mampu mengganti biaya modal dari minyak mentah per liternya. Maka,
jika harga BBM Rp 6.500 per liter, sudah relatif murah. Jika produsen BBM ingin
untung dalam penjualan BBM ke masyarakat, maka harga BBM harus berkisar pada
angka Rp 9.200 – Rp 11.800 per liter.
Konsumsi BBM di Indonesia kurang
lebih 63 miliar liter per tahun atau 394 juta barel per tahun. Dengan demikian,
jika harga BBM dengan harga modal adalah Rp 9.200 per liter, maka modal untuk
memproduksi BBM adalah Rp 579.600.000.000.000 per tahun. Jika harga BBM tetap
Rp 4.500, maka hasil penjualan BBM ke masyarakat adalah Rp 283.500.000.000.000
per tahun. Artinya, produsen BBM, dalam hal ini Pertamina, akan mengalami kerugian
Rp 294.300.000.000.000 per tahun.
Selama ini, kerugian produksi BBM
ditanggung oleh pemerintah dengan menggunakan uang negara yang disebut subsidi.
Jika subsidi yang digunakan terlalu besar, maka APBN juga akan mengalami
pengurangan. Selama ini, pemerintah telah menanggung penggunaan BBM rakyat.
Apakah kita akan terus bergantung pada subsidi pemerintah?
Sebagai negara dengan harga minyak
paling murah ketujuh di dunia, bahkan, di kawasan regional ASEAN, Indonesia
adalah negara dengan harga BBM termurah, kita seharusnya menjadi lebih bijak
dalam menyikapi kenaikan harga BBM.
Demikianlah perhitungan matematik
terhadap harga BBM. Sehingga kenaikan harga BBM menjadi suatu hal yang tidak
perlu diprotes lagi.
Demi kemajuan bangsa ini, sudah
sepatutnya kita sebagai bangsa Indonesia menerima kenaikan harga BBM ini,
karena harga minyak dunia dan biaya produksi tidak sebanding dengan harga jual
BBM. Jadilah bangsa yang cerdas dalam menyikapi keputusan pemerintah.
Referensi:
- http://www.acehsaya.com/2012/03/polemik-kenaikan-harga-bbm-1-april-2012.html
- http://www.facebook.com/azwar.suksesslaluw?ref=ts
- http://www.kaskus.us/showthread.php?p=665382765
- http://news.okezone.com/read/2012/03/24/367/598918/kenaikan-bbm-derita-bagi-rakyat
- http://economy.okezone.com/read/2012/03/27/20/600347/ini-alasan-kenaikan-harga-bbm
- http://www.tribunnews.com/2012/03/22/jelaskan-secara-detail-alasan-kenaikan-harga-bbm
- http://www.pedomannews.com/energi/11625-sby-beberkan-alasan-kenaikan-harga-bbm-subsidi
IZZUDDIN
AL-JUNDI
1111040193
Tidak ada komentar:
Posting Komentar