Selasa, 01 Mei 2012

MUHIDDIN [1111040192] - TUGAS PRESENTASI


Contoh Pidato

Bagian 1 :   Pidato mengenai penyerahan kedaulatan Belanda kepada Indonesia di Depan Rakyat Jakarta oleh Ir. Sukarno.
“Saudara-saudara sekalian. Alhamdulillah saya ucapkan ke hadirat Allah Swt. Ini hari aku telah menginjak lagi bumi Jakarta. Sudah hampir 4 tahun lamanya, saya tidak berdua dengan saudara-saudara. 4 kali 365 hari, saya berpisah dengan rakyat Jakarta laksana rasanya seperti berkisar 40 tahun saudara-saudara”.
“Kepada pegawai, kepada saudara-saudara mahrain, saudara-saudaraku tukang becak, saudara-saudaraku tukang sayur, saudara-saudaraku pegawai yang sekecil-kecilnya, tidak ada satu yang terkecuali, semuanya saudara-saudara saya, sampaikan salamku kepada saudara-saudara sekalian”.
“Alhamdulillah, sekarang  di halaman ini berkibar sang Dwi-warna. Benar saudara-saudara, penyerahan kedaulatan ini adalah hasil daripada gudrul, maksud yang baik, pengertian yang baik antara Indonesia dan belanda, antara Indonesia dan dengan seluruh dunia internasional. Memang kami berterima kasih atas gudrul itu. Saya pun pada saat sekarang ini saudara-saudara, menyampaikan terima kasihku kepada semua utusan utusan agung”.
Bagian 2 : Pidato Ir. Sukarno pada HUT RI ke-8 tanggal 17 agustus 1953.
“Hai tentara dan polisi dan rakyat, terlihat usaha-usahamu membasmi pengacau-pangacau itu. Segala jalan harus dilalui. Kalau kata-kata saja tidak dapat menyehatkan jiwa yang ‘kebelingar’ apa boleh buat, suruhlah senjata berbicara satu bahasa yang lebih kuat lagi!”.
“Pada hal angkatan perang tidak boleh ikut-ikut politik, tidak boleh diombang-ambingkan oleh sesuatu politik. Angkatan perang harus berjiwa, ‘iahhhh’ berjiwa, berapi-api berjiwa, berkobar-kobar berjiwa, tapi ia tidak boleh ikut-ikut politik”.
“Ayo bangsa Indonesia, dengan jiwa yang berseri-seri, mari berjalan terus, jangan berhenti, revolusimu belum selesai! Jangan berhenti! Sebab siapa yang berhenti akan diseret oleh sejarah dan siapa yang menentang sorak dan araknya sejarah, tidak perduli tiada bangsa apapun dia akan digiling-digilas oleh sejarah hidup sama sekali!”
“Kalau pihak Belanda menentangnya dengan misalanya tetap tidak mau menyudahi kolonialisme di Irian Barat, satu hari akan datang, entah besok entah lusa, dia pasti digiling-gilas oleh sejarah!”.
“Jika mau hidup harus makan, yang dimakan hasil kerja. Jika tidak bekerja tidak makan, jika tidak makan pasti mati. Inilah undang-undangnya dunia, inilah undang-undangnya hidup, mau tidak mau semua masuk harus menerima undang-undang ini. Terimalah undang-undang itu dengan jiwa yang besar dan merdeka, jiwa yang tidak menengadah melainkan kepada tuhan, sebab kita tidak bertujuan bernegara hanya satu windu saja, kita bertujuan bernegara seribu windu lamanya, bernegara buat selama-lamanya! ‘Jarbasukimiwibeo’ sekali merdeka tetap merdeka, merdeka, merdeka buat selama-lamanya! Terima-kasih”.
Sumber: Arsip Nasional RI

1 komentar:

  1. sori bos, ijin ngeralat
    "jer basuki mowo beo"
    artinya (segala sesuatu menuntut "bayaran"/ usaha)

    BalasHapus