Selasa, 01 Mei 2012

Jumardil (1111040179) - Tugas Pidato

Hiduplah Tanpa Kebohongan

Assalamu Alaikum Wr.Wb.
                 Kepada yang  terhormat ibu selaku dosen Bahasa Indonesia
                 Dan rekan – rakan sesama mahasiswa yang sama berbahagia.
Pertama – tama marilah kita panjatkan puji dan syukur atas kehadirat Allah Swt karena atas nikmat dan karunia-Nya kita semua masih menyempatkan diri berkumpul di tempat ini. Melalui kesempatan kali ini, perkenankanlah saya menyampaikan pidato singkat  yang berjudul “Hiduplah Tanpa Kebohongan”.

Ibu dosen dan Rekan – rekan yang sama berbahagia.
Di zaman moderen sekarang ini setiap orang pasti mendambakan rasanya hidup di tengah masyarakat yang maju. Bayangkan saja jika orang-orang di sekelilikng kita memiliki cara berpikir moderen, artinya berpendidikan, lingkungan sehat, ekonomi memadai dan sebagainya. Gambaran seperti itulah yang menjadi dambaan setiap orang, sekaligus merupakan ciri dari masyarakat yang berkualitas. Apakah kehidupan tersebut dapat terwujud ? Tentu saja bisa! Asalkan bangsa ini tidak menjadi negara bedebah yang di dalamnya berisi kebohongan-kebohongan besar, kita dapat menjadi maju, tapi kenyataannya kebohongan sudah merasuk hidup bangsa kita. Tahukah anda? Berbohong adalah perilaku yang tidak baik dan dapat langsung memunculkan rasa khawatir, rasa takut, kepada mereka yang melakukannya. Semua orang pasti pernah berbohong untuk melindungi diri dari perbuatan curang yang telah ia lakukan, entah untuk menjaga martabat, gengsi atau pun jabatan. Misalnya saja dilingkungan hukum, kita diperlihatkan oleh kekacauan penegakan hukum yang timbul akibat rangkaian kebohongan, yang seolah sudah menjadi hobi, kebiasaan ataupun cara hidup. Bukan hanya di masalah hukum, dunia pendidikan pun diguncang oleh kebohongan. Misalnya saja kebohongan yang sudah dianggap biasa yaitu mencontek. Perbuatan berbohong pasti ada sebabnya, misalnya saja karena takut dihukum atas kesalahannya, ingin merasa paling benar atas hal yang salah, menjaga image baik di hadapan orang lain maupun keluarga. Yang paling ditakutkan adalah dapat mematikan rasa kepedulian, hati nurani, tanggung jawab, dan martabat diri dari perbuatan ini, apalagi kemampuan berbohong itu akan terus ada dan bahkan bertambah.
Ibu dosen dan Rekan – rekan yang sama berbahagia.
Dalam memerangi kebohongan dalam diri kita, beranilah untuk hal yang benar, jangan pernah menganggap diri sendiri yang terbaik, berhentilah mengeluh dan kerjakan sesuatu sepenuh hati, hindarkan diri dari hal-hal yang tidak berguna yang dapat memancing kebohongan. Bersyukurlah kita yang berhenti pada suatu kebohongan, tidak menindak lanjuti dengan pernyataan palsu lainnya. Bersyukurlah kita yang tidak seperti banyak tokoh yang ramai dimuat media akibat kebohongannya. Jauhilah sifat kebohongan. Biarlah bendera kebenaran menuntun kita semua untuk membawa diri, keluarga, lembaga masyarakat, dan bangsa menjadi lebih baik di masa yang akan datang.


Ibu dosen dan Rekan – rekan yang sama berbahagia.
Demikianlah yang telah saya sampaikan atas perhatiannya saya ucapkan banyak terima kasih dan mudah-mudahan ini bisa menjadi satu motivasi bagi kita semua untuk meningkatkan kreasi dan karya kita tanpa harus membodohi diri sendiri dengan kata lain "berbohong"
Wassalamualaikum Wr.Wb.


Jumardil
1111040179

1 komentar:

  1. MANTAP SX JUDULX.....
    SEMOGA KITA SEMUA TDK HDUP DLM KEBOHONGAN....
    KHUSUSX PENULIS...
    HEHEHEHE

    BalasHapus