Assalamualaikum Wr.Wb
Ibu Dosen, serta teman-teman yang
saya cintai.
Puji syukur
kita panjatkan atas kehadirat Allah SWT karena atas berkat rahmat dan
hidayahnyalah sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini. Pada kesempatan ini
saya akan membawakan pidato mengenai “ eksistensi Mahasiswa”
pertanyakan kembali adalah ” benarkah kita ini Mahasiswa ? jika iya,
dimanakah eksistensi kita sebagai seorang mahasiswa ? atau bahkan kita pun
belum mengetahui arti dari mahasiswa itu sendiri ?”.
Namun jika kita memaknai “ mahasiswa ”
sebagai subyek pembelajar saja, amatlah sempit pemikiran kita, sebab meski ia
diikat oleh suatu definisi study, akan tetapi mengalami perluasan makna
mengenai eksistensi dan peran yang dimainkan dirinya. Kemudian pada
perkembangan selanjutnya, “ mahasiswa ” tidak lagi diartikan hanya sebatas
subyek pembelajar ( study ), akan tetapi ikut mengisi definisi learning.
Mahasiswa adalah seorang pembelajar yang tidak hanya duduk di bangku kuliah
kemudian mendengarkan tausiyah dosen, lalu setelah itu pulang dan menghapal di
rumah untuk menghadapi ujian tengah semester atau Ujian Akhir semester. “
mahasiswa ” dituntut untuk menjadi seorang ikon-ikon pembaharu dan
pelopor-pelopor perjuangan yang respect dan tanggap terhadap isu-isu
sosial serta permasalahan umat dan bangsa.
Apabila kita kembali melihat sejarah, peran mahasiswa acapkali mewarnai perjalanan bangsa
Indonesia, mulai dari penjajahan hingga kini masa reformasi. “ mahasiswa ”
bukan hanya menggendong tas yang berisi buku, tapi mahasiswa turut angkat
senjata demi kedaulatan bangsa Indonesia. Dan telah menjadi rahasia umum,
bahwasanya mahasiswa lah yang menjadi pelopor restrukturisasi tampuk
kepemimpinan NKRI pada saat reformasi 1998. Peran yang diberikan mahasiswa
begitu dahsyat, sehingga sendi-sendi bangsa yang telah rapuh, tidak lagi bisa
ditutup-tutupi oleh rezim dengan status quonya, tetapi bisa dibongkar dan
dihancurkan oleh Mahasiswa. paradigma
semacam ini belumlah menjadi kesepakatan bersama antar mahasiswa ( Plat form
), sebab masih ada sebagian madzhab mahasiswa yang apriori ( cuek )
terhadap eksistensi dirinya sebagai seorang mahasiswa , bahkan ia tak mau tahu
menahu tentang keadaan sekitar lingkungan masyarakat ataupun sekitar lingkungan
kampusnya sendiri. Yang terpenting buat mereka adalah duduk dibangku kuliah
menjadi kambing conge dosen , lantas pulang duluan ke rumah, titik.
Inikah ” mahasiswa ” ? Padahal,
mahasiswa adalah sosok yang semestinya kritis, logis, berkemauan tinggi , respect
dan tanggap terhadap permasalahan umat dan bangsa, mau bekerja keras, belajar
terus menerus, mempunyai nyali ( keberanian yang tinggi ) untuk menyatakan
kebenaran, aplikatif di lingkungan masyarakat serta spiritualis dan konsisten
dalam mengaktualisasikan nilai-nilai ketauhidan kepada Tuhan Yang Maha Esa.
Dengan Konsep itulah, mahasiswa semestinya
bergerak dan menyadari dirinya akan eksistensi ke-mahahasiswaan nya itu.
Belajar tidaklah hanya sebatas mengejar gelar akademis atau nilai indeks
prestasi ( IP ) yang tinggi dan mendapat penghargaan cumlaude, lebih dari itu
mahasiswa harus bergerak bersama rakyat dan pemerintah untuk membangun bangsa,
atau paling tidak dalam lingkup yang paling mikro, ada suatu kemauan untuk
mengembangkan civitas / perguruan tinggi dimana ia kuliah.
Demikianlah
pidato dari saya lebih dan kurangnya mohon di maafkan
Wassalam.
Kak ijin copas buat video pidatoku boleh?.. terimakasih
BalasHapus