Selasa, 22 Mei 2012

DWI MELDYA L_111040184 (PIDATO)

Assalamu Alaikum Wr.Wb
Ibu Dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia yang saya hormati, serta rekan-rekan yang saya banggakan
Marilah kita bersama-sama menghaturkan rasa puji syukur ke hadirat Allah Swt, dimana kita masih diberi kenikmatan dan karunia yang sama sekali tak terhitung nilainya. Shalawat dan salam senantiasa tetap tercurahkan kepada Nabi Ullah Muhammad SAW.
Hadirin sekalian,
Pada hari ini, saya akan membawakan pidato dengan judul Hari Pendidikan Nasional. Hari ini, tanggal 2 Mei 2012, Bangsa Indonesia memperingati hari Pendidikan Nasional. Dengan memperingati hari tersebut, semoga kita lebih semangat dan bangkit untuk memajukan dan mencerdaskan pendidikan anak-anak bangsa agar berguna bagi bangsa, negara dan agama. Pertambahan anak umur sekolah yang cepat dan pertambahan lulusan tiap jenjang pendidikan yang besar, tapi tidak diikuti penampakan sarana dan prasarana pendidikan yang cepat dan memadai, menimbulkan masalah bagi pemerintah untuk memberikan “Pendidikan dan Pengajaran” pada semua warga Negara sebagaimana diamanatkan oleh Undang-undang Dasar
Dalam pembaruan pendidikan perhatian difokuskan pada upaya-upaya perbaikan dan peningkatan kualitas serta penataan kesempatan mendapat pendidikan. Mengenai yang terakhir ini sulitlah dicapai bila hanya melalui cara-cara konvensial yaitu memanfaatkan teknologi komunikasi dan teknologi ,informasi radio dan televisi. Pada tahun 2004 pemerintah telah menetapkan APBN untuk pendidikan sebesar 20% bagi SD, SLTP dan SLTA. Program dan kegiatan yang dilakukan tidak semata-mata atas dasar pertambahan jumlah gedung sekolah, guru, buku dan lain-lain. Alternatif yang didentifikasikan adalah :
1.      Penambahan daya tampung sekolah baru.
2.      Peningkatan daya tampung sekolah- sekolah swasta.
3.      Pengembangan sekolah terbuka dengan media korespodensi, modul, siaran radio, siaran televisi dan lain-lain.
4.      Pembukaan kursus- kursus ketrampilan praktis diluar sekolah sebagai jalur penyaluran kemasyarakat.

Ki Hajar Dewantara (1889-1959) seorang tokoh pendidikan Indonesia yang memprakarsai berdirinya lembaga pendidikan Taman siswa. Beliau lebih terkenal dengan filsafat” tut wuri handayani, hing madya mangun karsa, hing ngarso sung tulada. Dewantara mengklasifikasikan tujuan pandidikan dengan istilah “ tri-nga”(nga-nga adalah huruf terakhir dalam abjad jawa ajisak). “Nga” pertama adalah ngerti” (memahami /aspek intelektual). “Nga” kedua adalah “ngrasa” adalah (merasakan aspek afeksi), dan “nga” ketiga adalah “nglakonin” (mengajarkan atau aspek psikomotorik). Merumuskan tujuan pendidikan yang meliputi aspek kognitif, afektif, dan psikomotor. Menurut Dewantara, adalah hak tiap orang untuk mengatur diri sendiri, oleh karena itu pengajaran harus mendidik anak menjadi manusia yang merdeka batin, pikiran, dan tenaga. Pengajaran jangan terlampau mengutamakan kecerdasan pikiran karena hal itu dapat memisahkan orang tepelajar dengan rakyat.
Akhir sampai disini, semoga bangsa Indonesia lebih meningkatkan dan mencerdaskan serta menciptakan anak-anak didik yang produktif, kreatif, dan inovatif yang berguna bagi bangsa dan Negara, Menciptakan sumberdaya manusia yang berkualitas dan mandiri yang dapat memenuhi kebutuhan global.

Wassalamu Alaikum Wr. Wb


Nama               : Dwi Meldya Lestari
NIM                : 111040184
Jurusan            : Matematika/Pend. Matematika ICP B

Tidak ada komentar:

Posting Komentar