JUMARDIL
1111040179
Tata Cara dan Etika Berpidato
Tata cara berpidato merujuk kepada langkah – langkah
dan urutan untuk memulai, mengembangkan dan mengakhiri pidato. Sementara itu,
etika berpidato merujuk kepada nilai – nilai kepatuhan yang perlu diperhatikan
dan dijunjung ketika seorang berpidato. Langkah – langkah dan urutan berpidato
secara umum diawali dengan pembukaan, sajian isi, dan penutup. Pembukaan
biasanya berisi sapaan kepada pihak – pihak
yang diundang atau yang hadir dalam suatu acara. Selanjutnya, sajian isi
merupakan hasil penjabaran gagasan pokok yang akan disampaikan dalam pidato.
Sebagai hasil penjabaran gagasan pokok, sajian isi perlu dirinci sesuai dengan
waktu yang disediakan. Sedangkan pada bagian penutup pidato berisi penegasan
kembali gagasan pokok yang telah dipaparkan dalam sajian isi, harapan, dan
ucapan terima kasih (sekali lagi) atas partisipasi semua pihak dalam acara yang
sedang berlangsung.
Etika berpidato akan menjadi pegangan bagi siapa
saja yang akan berpidato. Nilai – nilai yang perlu diperhatikan ketika
berpidato yaitu janganlah menyinggung perasaan orang lain, sebaliknya berupaya
menghargai dan membangun optimisme bagi pendengarnya. Selain itu, keterbukaan,
kejujuran, empati, dan persahabatan perlu diusahakan dalam berpidato.
Berpidato dihadapan umum merupakan suatu kehormatan.
Berhasil atau tidaknya pidato ini juga ditentukan oleh tata krama dalam
berpidato. Tata krama tentu disesuaikan dengan forum yang dihadapi, misalnya di
hadapan massa, di hadapan wanita, di hadapan orang – orang terkemuka, di
hadapan sesama golongan, di hadapan pelajar, di hadapan pemeluk suatu agama,
atau di hadapan rakyat desa, dan lain – lain. Berikut ini dipaparkan tata krama
berpidato.
1.
Jika berpidato
di hadapan umum, hendaknya memperhatikan tiga hal berikut ini:
a.
Berpakaian
dengan rapi dan bersih, tetapi tidak bergaya pamer dengan memakai perhiasan
atau pakaian yang berlebihan.
b.
Menggunakan kata
– kata sopan dan jangan memperlihatkan keangkuhan, kesombongan, atau
kepongahan, tetapi dengan rendah hati.
c.
Jika pidato
panjang, agar tidak membosankan pendengar hendaknya diselingi humor, namun
humor itu harus sopan.
2.
Jika berpidato
di hadapan wanita atau sebagian besar wanita dan yang berpidato pria,
perhatikanlah kata – kata yang digunakan, hendaknya jangan sampai menyinggung
perasaan.
3.
Bila berpidato
di hadapan orang – orang terkemuka, hendaknya mempersiapkan diri dengan
sempurna; dengan demikian keyakinan kita akan tumbuh; selain itu kita tidak perlu merasa rendah
diri.
4.
Jika berpidato
di hadapan sesama golongan, kita harus terbuka dan terus terang dan dapat agak
santai, namun jangan melupakan tata krama.
5.
Jika yang
mendengarkan pidato kita itu pelajar atau mahasiswa, kita harus mampu
meyakinkan mereka dengan argumentasi yang logis.
6.
Jika berpidato
di hadapan pemeluk agama, kita harus menjaga jangan sampai ada satu ucapan pun
yang menyinggung martabat suatu agama.
7.
Jika yang
mendengarkan pidato kita itu masyarakat desa, gunakanlah kata – kata atau
kalimat yang sederhana sehingga pidato kita itu mudah dimengerti.
Referensi
:
Anwar,
Ahyar. 2011. Mata Kuliah Pengembangan
Kepribadian Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Pengembangan Bahasa dan
Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri
Makassar.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar