Rabu, 25 April 2012

Jumardil (1111040179)_Tugas Presentasi


JUMARDIL
1111040179


Tata Cara dan Etika Berpidato

Tata cara berpidato merujuk kepada langkah – langkah dan urutan untuk memulai, mengembangkan dan mengakhiri pidato. Sementara itu, etika berpidato merujuk kepada nilai – nilai kepatuhan yang perlu diperhatikan dan dijunjung ketika seorang berpidato. Langkah – langkah dan urutan berpidato secara umum diawali dengan pembukaan, sajian isi, dan penutup. Pembukaan biasanya berisi sapaan kepada pihak – pihak  yang diundang atau yang hadir dalam suatu acara. Selanjutnya, sajian isi merupakan hasil penjabaran gagasan pokok yang akan disampaikan dalam pidato. Sebagai hasil penjabaran gagasan pokok, sajian isi perlu dirinci sesuai dengan waktu yang disediakan. Sedangkan pada bagian penutup pidato berisi penegasan kembali gagasan pokok yang telah dipaparkan dalam sajian isi, harapan, dan ucapan terima kasih (sekali lagi) atas partisipasi semua pihak dalam acara yang sedang berlangsung.

Etika berpidato akan menjadi pegangan bagi siapa saja yang akan berpidato. Nilai – nilai yang perlu diperhatikan ketika berpidato yaitu janganlah menyinggung perasaan orang lain, sebaliknya berupaya menghargai dan membangun optimisme bagi pendengarnya. Selain itu, keterbukaan, kejujuran, empati, dan persahabatan perlu diusahakan dalam berpidato.

Berpidato dihadapan umum merupakan suatu kehormatan. Berhasil atau tidaknya pidato ini juga ditentukan oleh tata krama dalam berpidato. Tata krama tentu disesuaikan dengan forum yang dihadapi, misalnya di hadapan massa, di hadapan wanita, di hadapan orang – orang terkemuka, di hadapan sesama golongan, di hadapan pelajar, di hadapan pemeluk suatu agama, atau di hadapan rakyat desa, dan lain – lain. Berikut ini dipaparkan tata krama berpidato.

1.        Jika berpidato di hadapan umum, hendaknya memperhatikan tiga hal berikut ini:
a.       Berpakaian dengan rapi dan bersih, tetapi tidak bergaya pamer dengan memakai perhiasan atau pakaian yang berlebihan.
b.      Menggunakan kata – kata sopan dan jangan memperlihatkan keangkuhan, kesombongan, atau kepongahan, tetapi dengan rendah hati.
c.       Jika pidato panjang, agar tidak membosankan pendengar hendaknya diselingi humor, namun humor itu harus sopan.
2.        Jika berpidato di hadapan wanita atau sebagian besar wanita dan yang berpidato pria, perhatikanlah kata – kata yang digunakan, hendaknya jangan sampai menyinggung perasaan.
3.        Bila berpidato di hadapan orang – orang terkemuka, hendaknya mempersiapkan diri dengan sempurna; dengan demikian keyakinan kita akan tumbuh;  selain itu kita tidak perlu merasa rendah diri.
4.        Jika berpidato di hadapan sesama golongan, kita harus terbuka dan terus terang dan dapat agak santai, namun jangan melupakan tata krama.
5.        Jika yang mendengarkan pidato kita itu pelajar atau mahasiswa, kita harus mampu meyakinkan mereka dengan argumentasi yang logis.
6.        Jika berpidato di hadapan pemeluk agama, kita harus menjaga jangan sampai ada satu ucapan pun yang menyinggung martabat suatu agama.
7.        Jika yang mendengarkan pidato kita itu masyarakat desa, gunakanlah kata – kata atau kalimat yang sederhana sehingga pidato kita itu mudah dimengerti.


Referensi :
Anwar, Ahyar. 2011. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar