Sabtu, 28 April 2012

MUSDALIFAH AK-1111040199( TGS. PIDATO)

Assalamu’ alaikum Wr.Wb

Yang saya hormati ibu dosen Mata Kuliah Bahasa Indonesia
dan teman-teman sekalian yang saya sayangi

Marilah kita panjatkan puji syukur kehadirat Allah SWT yang telah melimpahkan nikmat-Nya sehingga kita dapat berkumpul di tempat ini. Pada hari ini saya akan menyampaikan pidato yang berjudul “Meraih Cita-Cita lewat Bakat dan Minat”.

Yang terhormat ibu dosen dan teman-teman sekalian

Bakat dan minat merupakan dua hal yang  tak terpisahkan untuk mencapai kemampuan atau keterampilan dalam bidang tertentu. Untuk mengenali bakat seseorang kadang dapat dilihat dari minatnya. Sebenarnya, bakat (aptitude) tidak lain merupakan kemampuan bawaan yang bersifat potensial sehingga masih perlu dikembangkan atau dilatih untuk mencapai suatu kecakapan, pengetahuan, atau keterampilan khusus. Agar dapat terwujud dan teraktualisasi dengan baik, bakat harus ditunjang dengan minat, selain latihan, pengetahuan dan pengalaman. 

Sejumlah ahli mengartikan minat sebagai kegiatan yang membangkitkan rasa ingin tahu, perhatian dan memberi kesenangan atau kenikmatan. Minat dapat menjadi indikator kekuatan seseorang dibidang tertentu dimana ia akan termotivasi untuk mempelajari dan menunjukkan kinerjanya yang tinggi. Bakat akan sulit dikembangkan dengan baik jika tidak diawali dengan munculnya minat pada hal yang berkaitan dengan bidang yang akan ditekuni. Jadi, bisa dikatakan bahwa keberhasilan karier seseorang merupakan hasil interaksi antara bakat dan faktor lingkungan serta didukung oleh faktor kepribadian dan sikap kerja yang bersangkutan.

Yang terhormat ibu dosen dan teman-teman sekalian
 
Seseorang yang bertitel insinyur, tetapi berprofesi sebagai musisi. Bergelar dokter, tapi berprofesi sebagai penyanyi. Apakah ada yang salah? Tidak juga, karena gelar atau titel pada bidang tertentu terkadang diperoleh karena tuntutan lingkungan. Padahal jika latar belakang pendidikannya sesuai, mungkin hasil yang diperoleh akan lebih dahsyat. Seperti Harland D. Sanders pendiri restoran cepat saji Kentucky Fried Chiken (KFC). Sanders mendirikan KFC saat ia berusia 74 tahun dan baru menemukan bakatnya sebagai pengusaha setelah pensiun. Sebenarnya tidak harus menunggu sampai selama itu untuk mengetahui bakat seseorang. Apalagi untuk bidang-bidang tertentu, kita akan kehilangan dan kehabisan waktu guna mengasah bakat hingga menghasilkan prestasi yang optimal.

Belajar pada bidang-bidang yang diminati, terlebih bila didukung dengan bakat yang sesuai, sudah tentu akan memberi gairah dan kenikmatan dalam melakukannya. Jalan menuju puncak prestasi akan menjadi lebih terbuka. Namun sayangnya banyak anak yang memilih jurusan atau bidang studi hanya karena terbawa arus. Kemana teman-temannya pergi, ke sana pula ia ikut. Atau anak memilih bidang yang sedang populer, naik daun, atau sedang laku tanpa menggali dan mencerna lebih dulu dunia ilmu atau bidang yang akan dipelajari maupun dunia kerja yang akan dijalaninya kelak.

          Selain sekolah dan lingkungan, peran orang tua dalam menelusuri dan mengembangkan bakat serta minat anak sangat diperlukan. Tujuannya , agar seseorang dapat belajar dan bekerja dibidang yang diminatinya di kemudian hari dengan bakat dan kemampuan yang dimillikinya.
 Jadi, keberhasilan karier dalam bidang apapun dapat diraih asal dapat memenuhi persyaratan yang ada. Bakat, minat, dan lingkungan yang kondusif menjadi syarat penting untuk memetik kesuksesan di masa depan.

Demikianlah pidato yang dapat saya sampaikan pada kesempatan ini. Marilah kita terus berusaha meraih cita-cita kita karena cita-cita itu tidak dapat ditempuh dengan hanya berdiam diri, tapi menuntut ketekunan, kerja keras, antusiasme yang tinggi, disertai sikap tidak cepat puas.

Terima kasih atas perhatiannya

Wassalamu’alaikum wr.wb
         

Kamis, 26 April 2012

Pidato - Sri Yunita D - 1111040173


Assalamualaikum wr.wb
Yang terhormat dosen pembimbing mata kuliah Pengembangan Kepribdian Bahasa Indonesia
Dan teman-teman yang saya cintai

Puji syukur kita panjatkan ke hadirat Allah Swt, karena berkat rahmat dan hidayah-Nya kita bisa bekrumpul di tempat yang sederhana ini. Salam dan shalawat tentu tak henti-hentinya kita kirimkan ke Rasulullah SAW yang telah membawa lentera penerangan pada kehidupan yang mulai diselimuti kegelapan. Tak lupa pula saya ucapkan terima kasih atas kesempatan yang telah diberikan kepada saya, untuk berdiri di hadapan teman-teman sekalian untuk menyampaikan pidato berjudul “Negara terkaya yang Luput dari Perhatian”.
Banyak sebenarnya yang tidak tahu di mana negara terkaya di bumi ini. Kebanyakan orang mungkin menyebutkan negara-negara seperti Amerika, Cina, negara-negara timur tengah, Jepang, atau bahkan korea. Tak salah memang, karena setiap orang pasti punya alasan masing-masing. Misalnya saja Amerika yang merupakan negara super power, Cina yang produknya  mendunia, negara-negara timur tengah dengan jutaan barrel minyak yang tertimbun di padang pasir, Jepang dengan kemajuan teknologinya, atau mungkin korea dengan boyband dan girlband yang hampir dikenal di seluruh dunia. Tapi dengan jelas saya katakan , bahwa negara-negara yang saya sebutkan tadi bukanlah negara-negara terkaya di dunia. Mengapa? Karena ada satu negara yang bahkan masyarakatnya sendiri tidak tahu bahwa merekea lahir dan tinggal di negara tersebut. Negara tersebut adalah Indonesia.
Teman-teman sekalian, tahukah kalian?
1. Negara ini punya pertambangan emas terbesar dengan kualitas emas terbaik di dunia. namanya PT Freeport.
Apa saja kandungan yang di tambang di Freeport? ketika pertambangan ini dibuka hingga 2011, pertambangan ini telah mengasilkan 7,3 JUTA ton tembaga dan 724,7 JUTA ton emas. Bila kita coba untuk  meng-Uangkan jumlah tersebut dengan harga per gram emas sekarang, saya anggap Rp. 300.000. dikali 724,7 JUTA ton emas/ 724.700.000.000.000 Gram dikali Rp 300.000. = Rp.217.410.000.000.000.000.000 Rupiah!!!!! ada yang bisa bantu saya cara baca nilai tersebut? itu hanya emas belum lagi tembaga serta bahan mineral lain-nya.
Lalu siapa yang mengelola pertambangan ini? bukan negara ini tapi AMERIKA! prosentasenya adalah 1% untuk negara pemilik tanah dan 99% untuk amerika sebagai negara yang memiliki teknologi untuk melakukan pertambangan disana. bahkan ketika emas dan tembaga disana mulai menipis ternyata dibawah lapisan emas dan tembaga tepatnya di kedalaman 400 meter ditemukan kandungan mineral yaitu URANIUM yaitu  bahan baku pembuatan bahan bakar nuklir yang harganya 100 kali lebih mahal dari pada emas.
2. Negara ini punya cadangan gas alam TERBESAR DI DUNIA! tepatnya di Blok Natuna.
Berapa kandungan gas di blok natuna? Blok Natuna D Alpha memiliki cadangan gas hingga 202 TRILIUN kaki kubik!! dan masih banyak Blok-Blok penghasil tambang dan minyak seperti Blok Cepu dll. Dan sekali lagi, pengelola blok tersebut bukanlah Indonesia, melainkan exxon mobil yang dibantu oleh pertamina.
3. Negara ini punya Hutan Tropis terbesar di dunia. hutan tropis ini memiliki luas 39.549.447 Hektar, dengan keanekaragaman hayati dan plasmanutfah terlengkap di dunia.
Letaknya di pulau Sumatra, Kalimantan dan Sulawesi. Sebenarnya sangat mudah bagi mereka jika negara ini menginginkan bumi hancur. tebang saja semua pohon di hutan itu maka bumi akan mengalami kerusakan. karena bumi ini sangat tergantung sekali dengan hutan tropis ini untuk menjaga keseimbangan iklim karena hutan hujan Amazon tak cukup kuat untuk menyeimbangkan iklim bumi. dan sekarang mereka sedikit demi sediki telah mengkancurkanya hanya untuk segelintir orang yang punya uang untuk perkebunan dan lapangan Golf. Sungguh sangat ironis sekali.
4. Negara ini punya Lautan terluas di dunia. dikelilingi dua samudra, yaitu Pasific dan Hindia hingga tidak heran memiliki jutaan spesies ikan yang tidak dimiliki negara lain.
Saking kaya-nya laut negara ini sampai-sampai negara lain pun ikut memanen ikan di lautan negara ini.
5. Negara ini memiliki tanah yang sangat subur karena memiliki banyak gunung berapi yang aktif menjadikan tanah di negara ini sangat subur terlebih lagi negara ini dilintasi garis katulistiwa yang banyak terdapat sinar matahari dan hujan serta pemandangan yang eksotis. Jika dibandingkan dengan negara-negara timur tengah yang memiliki minyak yang sangat melimpah negara ini tentu saja jauh lebih kaya. coba kita semua bayangkan karena hasil mineral itu tak bisa diperbaharui dengan cepat. dan ketika seluruh minyak mereka telah habis maka mereka akan menjadi negara yang miskin karena mereka tidak memiliki tanah sesubur negara ini yang bisa ditanami apapun juga. Masih ingatkah kalian sebuah lagu yang salah sayu liriknya adalah “bahkan tongkat kayu dan batu jadi tanaman” di negara ini.
Apa yang ingin saya sampaikan adalah sebenarnya negara kita ini, Indonesi punya potensi yang benar-benar sangat baik. Namun sayangnya, potensi tersebut justru dimanfaatkan oleh orang-orang yang tidak bertanggung jawab.
Teman-teman sekalian,  apakah kita hanya akan diam dan melihat negara ini jatuh perlahan-lahan?  Teman-teman sekalian bisa menjawabnya dalam hati. Karena kita sebagai penerus bangsa, harusnya bisa lebih peka terhadap permasalahan ini bahwa negara ini, tidak hanya untuk exxon mobil oil, freeport, petronas dan orang-orang yang secara terselubung telah menjajah kita.
Sekian pidato saya kali ini. Mohon maaf bila ada kata-kata yang salah.
Wassalamualaikum wr.b

Rabu, 25 April 2012

Rizki Amalia (1111040191)_Tugas Presentasi


BAB IX
BERPIDATO
A.      Pengantar
Salah satu ragam berbicara yang sering digunakan dari dahulu sampai sekarang adalah pidato. Dalam penataran, peringatan, seminar, dan perayaan, pidato sering digunakan. Pidato merupakan suatu hal yang sangat penting baik pada waktu sekarang maupun pada waktu yang akan dating, karena pidato merupakan penyampaian dan penanaman pikiran, informasi atau dari gagasan pembicaraan kepada khalayak ramai. Seseorang yang berpidato dengan baik akan mampu meyakinkan pendengarannya untuk menerima dan mematuhi pikiran, informasi, gagasan, atau pesan yang disampaikan.
Sebagai insan terpelajar mahasiswa dituntut memiliki kinerja yang memuaskan dalam semua aspek kehidupan, baik di kampus maupun di lingkungan mayarakat. Selain mampu menulis beragam karya ilmiah dan mempersentasikannya dengan baik, mahasiswa juga dituntut mampu berpidato apabila diperlukan. Dalam kenyataannya, baik di kampus maupun di tengah masyarakat, kemampuan berpidato perlu dibutuhkan oleh mahasiswa.   
Agar dapat berpidato dengan baik, ada beberapa faktor yang harus diperhatikan sebagai di bawah ini :
1.      Mempunyai tekad dan keyakinan bahwa pembicara mampu meyakinkan orang lain. Dengan memiliki tekad yang bulat akan tumbuh keberanian dan sikap percaya diri sehingga ia tidak akan ragu-ragu mengucapkan pidatonya;
2.      Memiliki pengetahuan yang luas sehingga pembicara dapat menguasai materi dengan baik. Untuk itu, pembicara sebaiknya banyak membaca dan mendengarkan pembicaraan yang baik;
3.      Memiliki perbendaharaan kata yang cukup sehingga pembicara mampu mengungkapkan pidato dengan lancer dan meyakinkan; dan
4.      Melakukan latihan yang intesif. Berpidato memerlukan latihan apabila di hadapan massa. Persiapan yang matang  dan latihan yang intensif akan sangat membantu kelancaran berpidato.

B.      Pengertian Berpidato
Berpidato merupakan salah satu wujud kegiatan berbahasa lisan. Sebagai wujud berbahasa lisan, berpidato mementingkan ekspresi gagassan dan penalaran dengan menggunakan bahasa lisan yang didukung aspek-aspek nonkebahasaan (ekspresi wajah, gesture, kontak pandang, dll). Dengan demikian, berpidato adalah kegiatan menyampaikan gagasan secara lisan dengan menggunakan penalaran yang tepat serta memanfaatkan aspek-aspek nonkebahasaan  yang dapat mendukung keefisienan dan keefektifan pengungkapan gagasan kepada orang banyak dalam suatu acara tertentu.

Referensi :
Badan Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah FBS UNM. 2011. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia. Makassar : Badan Penerbit UNM.

NAMA  : RIZKI AMALIA
NIM     : 1111040191

Jumardil (1111040179)_Tugas Presentasi


JUMARDIL
1111040179


Tata Cara dan Etika Berpidato

Tata cara berpidato merujuk kepada langkah – langkah dan urutan untuk memulai, mengembangkan dan mengakhiri pidato. Sementara itu, etika berpidato merujuk kepada nilai – nilai kepatuhan yang perlu diperhatikan dan dijunjung ketika seorang berpidato. Langkah – langkah dan urutan berpidato secara umum diawali dengan pembukaan, sajian isi, dan penutup. Pembukaan biasanya berisi sapaan kepada pihak – pihak  yang diundang atau yang hadir dalam suatu acara. Selanjutnya, sajian isi merupakan hasil penjabaran gagasan pokok yang akan disampaikan dalam pidato. Sebagai hasil penjabaran gagasan pokok, sajian isi perlu dirinci sesuai dengan waktu yang disediakan. Sedangkan pada bagian penutup pidato berisi penegasan kembali gagasan pokok yang telah dipaparkan dalam sajian isi, harapan, dan ucapan terima kasih (sekali lagi) atas partisipasi semua pihak dalam acara yang sedang berlangsung.

Etika berpidato akan menjadi pegangan bagi siapa saja yang akan berpidato. Nilai – nilai yang perlu diperhatikan ketika berpidato yaitu janganlah menyinggung perasaan orang lain, sebaliknya berupaya menghargai dan membangun optimisme bagi pendengarnya. Selain itu, keterbukaan, kejujuran, empati, dan persahabatan perlu diusahakan dalam berpidato.

Berpidato dihadapan umum merupakan suatu kehormatan. Berhasil atau tidaknya pidato ini juga ditentukan oleh tata krama dalam berpidato. Tata krama tentu disesuaikan dengan forum yang dihadapi, misalnya di hadapan massa, di hadapan wanita, di hadapan orang – orang terkemuka, di hadapan sesama golongan, di hadapan pelajar, di hadapan pemeluk suatu agama, atau di hadapan rakyat desa, dan lain – lain. Berikut ini dipaparkan tata krama berpidato.

1.        Jika berpidato di hadapan umum, hendaknya memperhatikan tiga hal berikut ini:
a.       Berpakaian dengan rapi dan bersih, tetapi tidak bergaya pamer dengan memakai perhiasan atau pakaian yang berlebihan.
b.      Menggunakan kata – kata sopan dan jangan memperlihatkan keangkuhan, kesombongan, atau kepongahan, tetapi dengan rendah hati.
c.       Jika pidato panjang, agar tidak membosankan pendengar hendaknya diselingi humor, namun humor itu harus sopan.
2.        Jika berpidato di hadapan wanita atau sebagian besar wanita dan yang berpidato pria, perhatikanlah kata – kata yang digunakan, hendaknya jangan sampai menyinggung perasaan.
3.        Bila berpidato di hadapan orang – orang terkemuka, hendaknya mempersiapkan diri dengan sempurna; dengan demikian keyakinan kita akan tumbuh;  selain itu kita tidak perlu merasa rendah diri.
4.        Jika berpidato di hadapan sesama golongan, kita harus terbuka dan terus terang dan dapat agak santai, namun jangan melupakan tata krama.
5.        Jika yang mendengarkan pidato kita itu pelajar atau mahasiswa, kita harus mampu meyakinkan mereka dengan argumentasi yang logis.
6.        Jika berpidato di hadapan pemeluk agama, kita harus menjaga jangan sampai ada satu ucapan pun yang menyinggung martabat suatu agama.
7.        Jika yang mendengarkan pidato kita itu masyarakat desa, gunakanlah kata – kata atau kalimat yang sederhana sehingga pidato kita itu mudah dimengerti.


Referensi :
Anwar, Ahyar. 2011. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah Fakultas Bahasa dan Sastra Universitas Negeri Makassar.

Selasa, 24 April 2012

Tugas Presentasi

MENULIS AKADEMIK
A.    Pengantar
Menulis akademik merupakan materi yang penting untuk diketahui oleh mahasiswa karena digunakan dalam proses pembelajaran mahasiswa untuk mengembangkan kepribadian agar menjadi insan yang terpelajar, sehingga diperlukan kemampuan menulis akademik yang baik.
Menulis adalah kegiatan menyusun serta merangkaikan kalimat sedemikian rupa agar pesan, informasi, serta maksud yang terkandung dalam pikiran, gagasan dan pendapat penulis dapat disampaikan dengan baik. Sehingga sangat diperlukan untuk mempelajadi teori menulis dan memraktikkannya. Frekuensi dan kontinutas latihan menulis akan menjadikan seorang terampil dalam bidang tulis menulis.
Ada tiga proses menulis yang ditawarkan oleh David Nunan yaitu:
1.      Tahap prepenulisan
2.      Tahap penulisan
3.      Tahap revisi atau penyempurnaan
Untuk menerapkan ketiga tahap tersebut, dalam pendidikan bahasa khususnya keterampilan menulis diperlukan keterpaduan antara proses dan produk menulis. Hal ini amat bergantung pada minat pembelajaran dalam menulis, kerjasama antar pembelajar, kesempatan ataupun penetapan model pengajaran dan pembelajaran menulis. 
1. Menulis sebagai proses kreatif
Menulis merupakan suatu proses kreatif yang banyak melibatkan cara berfikir divergen (menyebar) daripada konvergen (memusat) (Supriadi, 1997). Tulisan yang dibuat sebaiknya dapat menarik perhatian pembaca sehingga diperlukan kretifitas dalam menulis. Sebagai proses kreatif yang berlangsung secara kognitif, penulisan karya ilmiah dan penyusunan laporan tulisan ilmiah sekurang-kurangnya memuat empat tahap penulisan yaitu: (1) tahap persiapan/prapenulisan, (2) tahap inkubasi, (3) tahap iluminasi, (4) tahap verifikasi/evaluasi. Keempat proses kreatif ini kadang-kadang tidak disadari oleh setiap orang yang mengalaminya. Namun jika dilacak lebih jauh lagi hampir semua proses menulis melalui tahap ini.
2.  Langkah-langkah menulis akademik
Langkah-langkah menulis yaitu sebagai berikut:
a.       Merencanakan
Dalam proses perencanaan penulisan, penulis perlu memerhatikan kegiatan-kegiatan berikut ini :
1.      Mengumpulkan bahan
Hampir semua penulis mengumpulkan segala sesuatu yang mereka perlukan berupa data, informasi, bacaan sebelum memulai menulis. Taha[ inilah yang disebut tahap pengumpulan bahan untuk menulis.
2.      Menentukan tujuan dan bentuk
Dalam penulisan ilmiah, tujuan dan bentuk yang dipilih sering ditentukan oleh situasi. Misalnya, dalam membuat laporan penelitian, format dan tujuan laporan mungkin sudah ditentukan oleh sponsor atau pemberi dana penelitian. Segala usaha lain untuk memperluas tujuan yang telah ditentukan itu pada umumnya cukup bermanfaat.
3.      Menentukan pembaca
Pembaca yang berbeda akan memerlukan bacaan yang berbeda pula. Oleh karena itu, penulis perlu mengetahui keadaan pembaca sebaik-baiknya. Apakah pembaca tulisan kita nanti itumemiliki pengetahuan cukup banyak atau sedikit tentang bidang yang kita tulis dan apa yang diharapkan/diinginkan pembaca dari informasi yang disampaikan oleh penulis. Penulis perlu mengetahui apa yang diinginkan, diperlukan, atau yang diharapkan oleh pembaca.
b.      Menulis
Penulis yang sudah profesional, biasanya situasi yang memaksa mereka untuk menulis sebelum benar-benar siap. Penulis yang belum berpengalaman sering kurang tepat dalam memperkirakan waktu yang diperlukan untuk mengembangkan ide menjadi kata-kata. Dalam penulian ilmiah karena kompleksnya isi dan adanya batas waktu yang sudah pasti, lebih baik menulis seawal mungkin, mempersiapkan bahan sebagai bahan dasar penulisan serta menyusun draf untuk mencapai hasil akhir.
c.       Merefleksikan
Merefleksikan apa yang sudah ditulis memungkinkan penulis memperoleh perspektif yang segar tentang kata-kata yang pada mulanya tampak sangat betul tapi kemudian terasa salah. Penulis perlu bertnya kepada diri sendiri tentang kesempurnaan tulisannya.
d.      Merevisi
Merevisi merupakan langkah yang sangat penting dalam mencapai tulisan yang baik. Revisi, perbaikan dan penyempurnaan tulisan yang dilaksanakan secara berhati-hati dan seksama dapat menghasilkan tulisan yang jelas, terarah, terfokus sesuai keinginan penulis dan pembaca. Penulis perlu mengetahui masalah yang ada pada tulisannya dan memperbaikinya. Penulis perlu meneliti secara cermat apakah bukti-bukti yang disampaikan mendukung pernyataan yang diutarakan, dan seberapa banyak waktu yang harus digunakan  oleh pembaca untuk memahaminya. Yang paling penting adalah upayakan jangan sampai para pembaca tidak dapat memahami atau salah menginterpretasi serta menafsirkan tulisan karena tidak jelas arah, fokus, dan tujuannya.

B.     Menulis makalah
Mahasiswa hendaknya memiliki kemampuan untuk menulis dan mempresentasikan makalah. Hal ini berkaitan erat dengan pemaparan kinerja akademik seorang mahasiswa yang berkaitan dengan keahliannya. Berikut ini disajikan pengertian makalah, sistematika makalah, dan menulis makalah.
1.      Pengertian makalah
Makalah sering disebut paper (kertas kerja) adalah karya tulis yang memerlukan studi baik secara langsung, misalnya melalui observasi lapangan ataupun secara tidak langsung (studi kepustakaan) (Parera, 1982:25). Makalah ilmiah dapat dibaca dan dibahas dalam pertemuan ilmiah (lokakarya, seminar, simposium, konferensi, konvensi, diskusi akademik dan kegiatan ilmiah yang lain). Makalah ditulis untuk berbagai fungsi diantaranya untuk memenuhi tugas yang dipersyaratkan dalam mta kuliah tertentu, berfungsi menjelaskan suatu kebijakan, dan berfungsi menginformasikan suatu temuan.
2.      Jenis makalah
Makalah terbagi dua jenis yaitu makalah biasa (common paper) dan makalah posisi (position paper) (UPI 2005:7)
Makalah biasa dibuat mahasiswa untuk menunjukkan pemahamannya terhadap permasalahan yang dibahas. Mahasiswa mengemukakan beberapa pandangan atau aliran tentang masalah yang dikaji, mengutarakan saran maupun kritik terhadap pendapat orang lain dan mahasiswa tidak perlu memihak salah satu aliran serta berargumentasi memepertahankan pendapat yang diikutinya. Makalah biasa juga ditulis untuk mendeskripsikan suatu kebijakan, gagasan atau temuan kepada khalayak.
Makalah posisi dibuat mahasiswa untuk menunjukkan posisi teoritisnya dalam suatu kebijakan. Mahasiswa dituntut untuk menunjukkan berbagai teori dan memilih pihak mana dia berdiri beserta alasan-alasannya yang didukung oleh data yang relevan.
Pada umumnya makalah biasa diwajibkan pada mahasiswa S1 sedangkan makalah posisi diwajibkan kepada mahasiswa pascasarjana.
3.      Sistematika makalah
Makalah ilmiah yang sering disusun oleh mahasiswa disebut dengan istilah term paper, biasanya disingkat paper. Paper ini merupakan jenis tugas tertulis dalam suatu permasalahan yang sedang aktual dalam masyarakat. Makalah biasanaya disusun dengan sistematika sebagai berikut:
a.       Judul karangan
Judul dipandang sebagai tanda pengenal karangan sekaligus sebagai kunci utama untuk mengetahui isi karangan. Oleh karena itu, judul harus mencerminkan seluruh isi karangan dan dapat menunjukkan fokus serta permasalahan pokok karangan. Judul harus disusun secara singkat yakni dalam bentuk ungkapan yang singkat dan padat. Jika tidak dapat dihindari judul yang panjang, Keraf (1984:129) menyarankan untuk membuat judul utama yang singkat kemudian diberi judul tambahan yang panjang. Judul yang terlalu panjang juga dapat dipecah menjadi judul  utama dan anak judul. 
b.      Abstrak
Abstrak atau ringkasan biasanya berisi intisari keseluruhan tulisan, ditulis secara naratif, dan diketik satu spasi serta paling banyak tiga paragraf atau sekitar 150-200 kata. Abstrak memuat latar belakang masalah, tujuan, kesimpulan dan saran yang ditulis secara padat.
c.       Pendahuluan
Bagian pendahuluan terdiri atas latar belakang masalah yang disusun dalam alur pikir yang logis, yang menunjukkan kesenjangan antara situasi yang ada dengan situasi yang diharapkan (das sollen dan das sein).
d.      Pembahasan
Bagian ini merupakan inti makalah. Pada bagian ini hendaknya dikemukakan deskripsi tentang subjek studi, analisis permasalahan, dan solusi pemecahannya. Pada bagian ini aspek-aspek yang dipersoalkan pada bagian pendahuluan dikaji dan dianalisis satu demi satu, sehingga masalah yang dipersoalkan itu menjadi jelas kedudukannya dan pemecahannya. Untuk memperkuat daya analisis, penulis hendaknya digunakan teori, data atau pandangan ahli.
e.       Kesimpulan
Secara umum kesimpulan berisi hasil dari seluruh pembahasan dan setidak-tidaknya berisi jawaban atas semua permasalahan yang dikemukakan dalam pendahuluan.
f.       Daftar pustaka
Bagian ini memuat pustaka atau rujukan yang diacu dalam makalah. Rujukan ini disusun ke bawah menurut abjad nama akhir penulis pertama. Buku dan makalah tidak dibedakan, kecuali penyusunannya dari kiri ke kanan. Untuk buku, teknik penulisan daftar pustaka sebagai berikut: nama penulis, tahun terbit, judul buku, jilid (jika ada), terbitan ke-, nama kota dan nama penerbit.
Contoh:
A.R., Syamsuddin dan Damaianti, Vismaia. 2006. Metode Penelitian Pendidikan Bahasa. Cetakan Pertama. Bandung: PT Remaja Rosdakarya.






Referensi:
Badan Pengembangan Bahasa dan Sastra Indonesia dan Daerah FBS UNM. 2011. Mata Kuliah Pengembangan Kepribadian Bahasa Indonesia. Makassar: Badan Penerbit UNM.







Oleh :
Nursyam Anaguna
1111040194
Matematika ICP B 2011

Kamis, 19 April 2012

MUH. IKHSAN IBRAHIM PAPER


LANGKAH-LANGKAH PENELITIAN
Kita  tentunya sudah memahami tentang metode ilmiah dan penelitian ilmiah. Yang perlu kita ketahui adalah bahwa penelitian ilmiah berusaha untuk menemukan, mengembangkan, dan mengkaji kebenaran suatu pengetahuan dengan menggunakan metode ilmiah. Dengan selalu melakukan penelitian ilmiah, ilmu pengetahuan akan selalu berkembang.

Suharsimi Arikunto 1996: 16-17) mengemukakan sebelas langkah penelitian.
1.      Memilih masalah;
2.      Studi pendahuluan;
3.      Merumuskan masalah;
4.      Merumuskan anggapan dasar dan hipotesis;
5.      Memilih pendekatan;
6.      Menentukan variable dan sumber data;
7.      Menetukan dan menyusun instrument penelitian;
8.      Mengumpulkan data;
9.      Analisis data;
10.  Menarik kesimpulan;
11.  Menulis laporan;

            Sudjana (1991) hanya menyebutkan lima langkah penelitian.
1.      Konseptualisasi masalah penelitian sehingga jelas rumusan masalahnya, jelas ruang lingkupnya dan jelas batasan konsep dan batasan operasional.
2.      Berpikir rasional dan mengkaji teori, postulat yang berkenaan dengan masalah penelitian untuk mengajukan hipotesis penelitian.
3.      Pengumpulan data di lapangan untuk keperluan pemecahan masalah penelitian.
4.      Analisis data dan menguji hipotesis.
5.      Kesimpulan penelitian.

Dalam melaksanakan penelitian secara ilmiah. Abclson (1933) memberikan 5 langkah berikut:

1. Menentukan Judul
Judul dinyatakan secara singkat.

2. Pemilihan masalah
Dalam pemilihan masalah ini harus:
  • Nyatakan apa yang disarankan oleh judul.
  • Berikan alasan terhadap pemilihan tersebut. Nyatakan perlunya diselidiki masalah menurut kepentingan umum.
  • Sebutkan ruang lingkup penelitian. Secara singkat jelaskan materi. situasi dan hal- hal lain yang menyangkut bidang yang akan diteliti.
3. Pemecahan masalah.
Dalam memecahkan masalah harus diikuti hal-hal berikut:
  • Analisa harus logis. Aturlah bukti dalam bentuk yang sistematis dan logis. Demikian juga halnya unsur-unsur yang dapat memecahkan masalah.
  • Prosedur penelitian yang digunakan harus dinyatakan secara singkat.
  • Urutkan data, fakta dan keterangan-keterangan khas yang diperlukan
  • Harus dinyatakan bagaimana set dari data diperoleh termasuk referensi yang digunakan.
  • Tunjukkan cara data dilola sampai mempunyai arti dalam memecahkan masalah.
  • Urutkan asumsi-asumsi yang digunakan serta luibungannya dalam berbagai fase penelitian.
4. Kesimpulan
  • Berikan kesimpulan dari hipotesa. nyatakan dua atau tiga kesimpulan yang mungkin diperoleh
  • Berikan implikasi dari kesimpulan. Jelaskan bebernpa implikasi dari produk hipotesa dengan memberikan beberapa inferensi.
5. Berikan studi-studi sebelumnya yang pernah dikerjakan yang berhubungan dengan masalah
Nyatakan kerja-kerja sebelumnya secara singkat dan berikan referensi bibliografi yang mungkin ada manfaatnya scbagai model dalam memecahkan masalah.

Dari pedoman beberapn ahli di atas, maka dapal disimpulkan balnwa penelitian dengan mcnggunakan metode ilmiah sckurang-kurangnya dilakukan dengan langkah-langkah berikut:

5.1. Merumuskan dan Mendefinisikan Masalah
Langkah pertama dalam meneliti adalah menetapkan masalah yang akan dipecahkan. Untuk menghilangkan keragu-raguan. masalah tersebut didefinisikan secara jelas. Sampai ke mana luas masalah yang akan dipecahkan Sebutkan beberapa kata kunci (key words) yang terdapal dalam masalah Misalnya. masalah yang dipilih adalah Bagaimana pengaruh mekanisasi terhadap pendapatan usaha tani di Aceh?Berikan definisi tentang usaha tani, tentang mekanisasi, pada musim apa. dan sebagainya.

5.2. Mengadakan Studi Kepustakaan
Setelah masalah dirumuskan, step kedua yang dilakukan dalam mencari data yang tersedia yang pernah ditulis peneliti sebelumnya yang ada hubungannya dengan masalah yang ingin dipecahkan. Kerja mencari bahan di perpustakaan merupakan hal yang tak dapat dihindarkan olch seorang peneliti. Ada kalanya. perumusan masalah dan studi keputusan dapat dikerjakan secara bersamaan.

5.3. Memformulasikan hipotesa
Setelah diperoleh infonnasi mengenai hasil penelitian ahli lain yang ada sangkut-pautnya dengan masalah yang ingin dipecahkan. maka tiba saatnya peneliti memformulasikan hipotesa-hipolesa unttik penelitian. Hipotesa tidak lain dari kesimpulan sementara tentang hubunggan sangkut-paut antarvariabel atau fenomena dalam penelitian. Hipotesa merupakan kesimpulan tentatif yang diterima secara sementara sebelum diuji.

5.4. Menentukan model untuk menguji hipotesa
Setelah hipotesa-hipotesa ditetapkan. kerja selanjutnya adalah merumuskan cara-cara untuk menguji hipotesa tersebut. Pada ilmu-ilmu sosial yang telah lebih berkembang. scperti ilmu ekonomi misalnva. pcnguji’an hipotesa didasarkan pada kerangka analisa (analytical framework) yang telah ditetapkan. Model matematis dapat juga dibuat untuk mengrefleksikan hubungan antarfenomena yang secara implisif terdapal dalam hipotesa. untuk diuji dengan teknik statistik yang tersedia. Pengujian hipotesa menghendaki data yang dikumpulkan untuk keperluan tersebut. Data tersebut bisa saja data prime ataupun data sekunder yang akan dikumpulkan oleh peneliti.

5.5. Mengumpulkan Data
Peneliti memerlukan data untuk menguji hipotesa. Data tersebut yang merupakan fakta yang digunakan untuk menguji hipotesa perlu dikumpulkan. Bcrgantung dan masalah yang dipilih serta metode pcnelitian yang akan digunakan. teknik pengumpulan data akan berbeda-beda. Jika penelitian menggunakan metode percobaan. misalnya. data diperoleh dan plot-plot pcrcobaan yang dibual sendiri oleh peneliti Pada metodc scjarah ataupun survei normal, data diperoleh dengan mcngajukan pertanyaan-pertanyaan kepada responden. baik secara langsung ataupun dengan menggunakan questioner Ada kalanya data adalah hasil pengamatan langsung terhadap perilaku manusia di mana peneliti secara partisipatif berada dalam kelompok orang-orang yang diselidikinya.

5.6. Menyusun, Menganalisa, and Menyusun interfensi
Setelah data terkumpul. pcneliti menyusun data untuk mengadakan analisa Sebelum analisa dilakukan. data tersebul disusun lebih dahulu untuk mempermudah analisa. Penyusunan data dapat dalam bentuk label ataupun membuat coding untuk analisa dengan komputer. Sesudah data dianalisa. maka perlu diberikan tafsiran atau interpretasi terhadap data tersebut.

5.7. Membuat generalisasi dan kesimpulan
Setelah tafsiran diberikan, maka peneliti membuat generalisasi dari penemuan-penemuan, dan selanjutnya memberikan beberapa kesimpulan. Kesimpulan dan generalisasi ini harus berkaitan dengan hipotesa. Apakah hipotesa benar untuk diterima. ataukah hiporesa tersebut ditolak.

5.8. Membuat laporan ilmiah
Langkah terakhir dari suatu penelitian ilmiah adalah membuat
laporan ilmiah tentang hasil-hasil yang diperoleh dari penelitian tersebut. Penulisan secara ilmiah mempunyai teknik tersendiri.

Dari beberapa pendapat para pakar yang telah disebutkan di atas dapat di ambil suatu kesimpulan bahwa pelaksanaan kegiatan penelitian dibagi dalam empat fase/tahap kegiatan, yaitu :
1.      Persiapan
2.      Pengumpulandata/informasi
3.      Pengolahan data/informasi
4.      Penulisan laporan penelitian